androidvodic.com

COVID-19 di Malaysia Melonjak, Warga Panic Buying Borong Masker - News

Laporan Wartawan News Namira Yunia Lestanti

News, KUALA LUMPUR – Kasus penyebaran Covid-19 di Malaysia kembali melonjak tajam hingga tembus di level 57,3 persen hanya dalam kurun waktu beberapa waktu pekan terakhir.

Menurut laporan Menteri Kesehatan Malaysia Muhammad Radzi Abu Hassan, tren peningkatan kasus Covid di Malaysia sebagian besar menyasar warga dengan rentan usia 20 hingga 40 tahun.

Adapun lonjakan ini mulai terdeteksi dari screening gejala dan riwayat perjalanan pasien. Meski penularan Covid-19 di Malaysia telah mencapai lebih dari 50 persen, namun situasinya masih terkendali lantaran 98 persen pasien hanya menunjukkan gejala ringan.

Baca juga: Ramai Kasus Covid-19 Meningkat, Bagaimana Kondisi Terkini di DKI Jakarta?

"Kasus mingguan yang terdeteksi telah melampaui 1.000 setiap minggunya sejak ME41/2023 hingga ME47/2023. Namun, 98 persen kasus hanya mengalami gejala ringan, oleh karenanya pemerintah tidak perlu menerapkan tindakan pencegahan untuk saat ini, jelas Mantan Wakil Menteri Kesehatan Dr Lee Boon Chye.

Kendati penyebaran kasus Covid di Malaysia masih tergolong aman, akan tetapi pembelian masker dilaporkan mengalami lonjakan tajam dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini bahkan dikonfirmasi langsung oleh salah satu manufaktur alat kesehatan di Malaysia, Ideal Healthcare.

Dalam keterangan resmi yang dikutip dari Free Malaysia Today, CEO Ideal Healthcare Haminuddin Hamid mengatakan sebagian orang kini dilanda panic buying dengan memborong stok masker untuk antisipasi keadaan darurat, menyusul adanya peningkatan kasus Covid-19.

“Penjualan masker telah meningkat, namun perusahaannya masih mampu mengelola lonjakan permintaan dan penjualan ke rumah sakit tetap normal pada periode akhir tahun,” Ujar Hamid.

Kasus COVID-19 di Singapura Dilaporkan Melonjak

Tak hanya di Malaysia, lonjakan kasus Covid juga terjadi di Singapura. Menteri Kesehatan Singapura (MOH) menyebut Kasus COVID-19 di Singapura naik dua kali lipat selama periode 19 hingga 25 November 2023, buntut penyebaran subvarian Omicron EG.5 dan KH.3.

"Kasus COVID-19 di Singapura sebagian besar kasus disebabkan oleh subvarian Omicron EG.5 dan KH.3. Namun untuk saat ini, tidak ada indikasi bahwa subvarian tersebut menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan varian lain yang beredar," kata Kemenkes Singapura dikutip dari Channel News Asia.

Baca juga: Mycoplasma Pneumoniae Bukan Penyakit Baru, Tingkat Keparahannya di Bawah Covid-19

Kendati tidak masuk dalam kategori berbahaya, namun MOH menghimbau masyarakat untuk selalu mengikuti perkembangan vaksinasi Covid-19 mereka, dan merekomendasikan dosis tambahan untuk lansia yang berusia 60 tahun ke atas serta orang-orang yang rentan secara medis.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat