androidvodic.com

Papua Nugini Berlakukan Keadaan Darurat Pasca Dilanda Kerusuhan, 15 Orang Tewas - News

Laporan Wartawan News, Mikael Dafit Adi Prasetyo

News, PORT MORESBY – Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengumumkan keadaan darurat selama 14 hari pada Kamis (11/1/2024) pasca kerusuhan yang menewaskan 15 orang.

Marape mengatakan Pemerintah telah memecat kepala polisi serta birokrat penting di departemen keuangan dan perbendaharaan sementara pemerintah melakukan peninjauan terhadap penyebab kerusuhan.

“Saya meminta 1.000 tentara untuk bersiaga demi mencegah kerusuhan yang lebih meluas,” ujar Marape.

Kekerasan meletus di Ibukota Papua Nugini, Port Moresby pada Rabu (10/1/2024) malam waktu setempat setelah sekelompok tentara, petugas polisi dan penjaga penjara melancarkan protes atas pemotongan gaji mereka yang tidak dapat dijelaskan.

Dalam beberapa jam kerusuhan menyebar ke kota Lae, sekitar 300 km (186 mil) di utara ibukota Port Moresby.

Delapan orang tewas di Port Moresby sementara tujuh orang tewas di Lae, menurut pihak berwenang setempat.

Kedutaan Besar China mengatakan bisnis-bisnis milik pengusaha China telah menjadi sasaran dan menimbulkan kerugian.

Baca juga: Kerusuhan dan penjarahan di Papua Nugini, sedikitnya 15 orang tewas - Apa penyebabnya?

“Terjadi pemukulan, penghancuran, penjarahan dan pembakaran, dan beberapa fasilitas komersial termasuk banyak toko Tiongkok dirampok,” kata kedutaan China untuk Papua Nugini dalam sebuah pernyataan.

Beijing telah mengajukan pengaduan kepada pemerintah Papua Nugini dan Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa dua warga negaranya terluka ringan dalam kekerasan tersebut.

Baca juga: BREAKING NEWS: Kerusuhan Pecah di Papua Nugini, Massa Jarah dan Bakar Toko Imbas Pemotongan Gaji PNS

“Kami mengingatkan warga negara China di Papua Nugini untuk memperhatikan perubahan situasi keamanan di lapangan,” kata Mao Ning, juru bicara Kementerian Luar Negeri China.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan komisi tinggi negaranya sedang memantau situasi tersebut, dan Canberra belum menerima permintaan bantuan apa pun dari Papua Nugini, yang secara rutin mereka dukung dalam bidang kepolisian dan keamanan.

“Kami terus mengimbau ketenangan di masa sulit ini. Kami belum menerima permintaan apa pun dari pemerintah Papua Nugini saat ini, tetapi teman-teman kami di Papua Nugini, kami memiliki hubungan yang baik dengan mereka,” kata Albanese.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat