androidvodic.com

Kabinet Perang Israel Tempur Beneran, Yoav Gallant Mau Serbu Kantor Netanyahu Bawa Brigade Golani - News

Kabinet Perang Israel Tempur Beneran, Yoav Gallant Mau Serbu kantor Netanyahu Bawa Brigade Golani

News - Kabinet Perang Israel, yang terbentuk secara darurat sebagai respons cepat atas serangan Banjir Al Aqsa Hamas Palestina, Hamas pada 7 Oktober, dilaporkan dilanda situasi sesuai penamannya.

Perang yang dimaksud dalam kabinet pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu itu merujuk pada perpecahan antara sang perdana menteri dengan menteri keamanannya, Yoav Gallant.

Media Israel, Channel 12, mengungkapkan pada Jumat (19/1/2024) kalau ketegangan meningkat antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.

Baca juga: Media Israel Kabarkan Indonesia Ajukan Gugatan Baru Terhadap Israel ke Pengadilan Internasional

Dalam judul: “Beginilah pertarungan antara Netanyahu dan Gallant,” Channel 12 Israel, menulis, “selama berminggu-minggu, perdana menteri dan menteri pertahanan berusaha menyembunyikan ketegangan di antara mereka, namun sekarang sia-sia.”

Front (pertempuran) lain yang tidak perlu dalam perang ini adalah pertarungan antara perdana menteri dan menteri pertahanan, dan seperti semua front yang aktif saat ini, front ini juga muncul di bawah permukaan untuk waktu yang lama,” kata laporan itu.

Media tersebut melansir, “Dapat dikatakan bahwa antara Netanyahu dan Gallant, ada rasa saling kecewa di antara keduanya yang terjadi sejak lama. Netanyahu menunjuk Gallant ke posisi paling penting dalam pemerintahannya, menteri pertahanan, setelah melihatnya sebagai prajurit yang setia, tentu saja bukan untuk tentara, tetapi untuk perdana menterinya sendiri. Ya, seorang pria mudah dimanipulasi.”

Laporan tersebut menunjukkan, “sejak saat pertama, Gallant harus menghadapi perintah yang konyol.”

“Gallant juga terus-menerus berkonflik dengan (pemimpin partai sayap kanan Kekuatan Yahudi dan Menteri Keamanan Nasional Itamar) Ben Gvir, misalnya, dalam masalah Garda Nasional,” katanya.

“Ketika Netanyahu mengumumkan pada akhir Maret lalu bahwa ia telah memutuskan untuk memecat Gallant dari jabatannya, tidak ada seorang pun dalam sistem politik yang terkejut, dan sudah jelas bahwa pemecatan Menteri Pertahanan hanyalah masalah waktu saja, namun protes yang terjadi malam itu berdampak besar, karena Gallant tetap pada posisinya.”

Channel 12 mencatat peristiwa penting – serangan Hamas – terhadap permukiman yang berdekatan dengan Jalur Gaza pada 7 Oktober, “tidak memperbaiki hubungan antara Netanyahu dan Gallant.”

Dikatakan: “Siapapun yang mengharapkan bencana terbesar dalam sejarah negara ini untuk memulihkan hubungan mereka ke keadaan sebelumnya telah tertipu; situasinya memburuk.”

Laporan itu menambahkan kalau “kurangnya kepercayaan di antara keduanya terlihat dari kenyataan bahwa masing-masing dari mereka mencurigai satu sama lain melakukan manipulasi dan kebocoran. Di lingkaran Netanyahu, Gallant dituduh terus-menerus membocorkan diskusi yang paling sensitif sekalipun.”

“Netanyahu, pada bagiannya, mengeluarkan instruksi kepada kepala lembaga keamanan untuk tidak bertemu dengan Gallant tanpa kehadirannya.”

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat