androidvodic.com

Hamas Pantang Mundur, Sudah 25.000 Warga Gaza Tewas Digempur Zionis - News

News -- Serangan brutal negara zionis Israel ke Gaza membuat korban tewas semakin banyak.

Hingga Minggu (2i/1/2024) korban yang tercatat telah melampaui 24.000 orang warga di Gaza.

Dengan alasan memberantas kelompok Hamas di kota tersebut, negara yahudi tersebut membunuhi warga Gaza tanpa pandang bulu, termasuk wanita,anak dan orang tua sejak 7 Oktober 2023.

Baca juga: Perang Israel-Hamas di Gaza Hari Ke-107, Kamp Jabalia Dilalap Jago Merah usai Dihantam Rudal IDF

Namun demikian, hingga kini pejuang Hamas masih tetap mampu memberikan perlawanan. Bentrokan terjadi antara Hamas dengan pasukan Israel (IDF)di beberapa lokasi, dari Jabalia di utara hingga Khan Younis jauh di selatan.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, 178 warga Palestina tewas dalam 24 jam terakhir, salah satu hari paling mematikan dalam perang tersebut. Militer Israel mengatakan, seorang tentara tewas dalam pertempuran.

Dalam sebuah pernyataanya Minggu (21/1), sebanyak 25.105 warga Palestina telah tewas dan 62.681 lainnya terluka dalam serangan Israel sejak 7 Oktober.

Laporan tersebut tidak membedakan antara kematian warga sipil dan militan, namun menyatakan sebagian besar korban tewas adalah warga sipil.

Israel melancarkan serangan untuk melenyapkan Hamas setelah kelompok Islam tersebut menyerbu Israel pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 orang.

Pasukan Israel mengatakan, mereka telah membersihkan sebagian besar wilayah utara Gaza dari jaringan militer Hamas dan lebih dari satu juta penduduk wilayah tersebut telah pindah ke selatan untuk menghindari pemboman.

Namun pertempuran terus berlanjut di kamp pengungsi Jabalia dan daerah lain di sekitar Kota Gaza.

Warga Palestina yang masih berada di wilayah tersebut menggambarkan kondisi yang mengerikan.

Baca juga: Tentara Israel Takut Lawan Hamas dan Sembunyi di Gedung: Kami Dikelilingi Penembak Jitu

“Kami berjuang untuk bertahan hidup dari bom, tapi sejujurnya kami berusaha untuk lebih bertahan dari kelaparan. Mencari makanan untuk keluarga, untuk anak-anak, telah menjadi petualangan yang lebih menantang daripada bertahan dari perang,” Amer, 32, ayah dari tiga anak yang tinggal di Gaza utara kepada Reuters.

Dia mengirim pesan melalui kartu eSIM, satu-satunya alat warga Gaza untuk terhubung dengan dunia luar di tengah gangguan komunikasi yang terjadi selama sembilan hari.

Harga tepung, misalnya, melonjak seiring dengan melonjaknya bahan pangan lain yang sulit didapat di wilayah yang sudah miskin.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat