androidvodic.com

Hamas Cs Rembuk di Gaza: Kartu AS di Tangan, No Deal dengan Israel Kalau Hal Ini Tidak Terjadi - News

Hamas Cs Rembuk di Gaza: Kartu AS di Tangan, No Deal dengan Israel Kalau Hal Ini Tidak Terjadi

News - Sebuah laporan berlabel eksklusif mengabarkan kalau kelompok pembebasan Palestina, Hamas, tengah berembuk dengan kelompok milisi lain di Gaza seputar proposal gencatan senjata dengan Israel.

Kabar itu menyebut, para kelompok milisi perlawanan, baik Hamas maupun gerakan lainnya di Gaza, menyatakan proposal yang diajukan tidak sesuai dengan visi dan harapan mereka, penghentian penuh peperangan.

Secara tegas, Hamas Cs mengatakan no deal dengan Israel jika tidak ada jaminan perang akan berhenti secara total.

Baca juga: Menhan Israel Deklarasikan Kemenangan di Khan Yunis: 10 Ribu Pejuang Hamas Tewas, IDF Bidik Rafah

Narasumber laporan Al Mayadeen itu menyebut, proposal gencatan senjata kali ini masih akan memungkinkan Israel untuk melanjutkan perang di Gaza.

"Negosiasi (antarkelompok milisi Palestina) sedang berlangsung mengenai gencatan senjata di Jalur Gaza dan penarikan penuh pasukan pendudukan Israel," kata sumber kepada Al Mayadeen pada Minggu (5/2/2024).

Dilaporkan, ketentuan proposal yang disusun tersebut antara lain mengenai teknis gencatan senjata, penarikan mundur pasukan, pertukaran tawanan, rekonstruksi, pengungsi, masuknya bantuan, dan pencabutan pengepungan yang diberlakukan di Gaza.

Baca juga: Bom Israel Mulai Jamah Rafah, Peringatan Mesir Diabaikan, Pengungsi Jadi Alat Negosiasi ke Hamas

Gambar yang diambil dari Rafah, di Jalur Gaza selatan, menunjukkan asap membubung di atas gedung-gedung di Khan Yunis selama pemboman Israel pada 1 Februari 2024,
Gambar yang diambil dari Rafah, di Jalur Gaza selatan, menunjukkan asap membubung di atas gedung-gedung di Khan Yunis selama pemboman Israel pada 1 Februari 2024, (SAID KHATIB / AFP)

"Informasi intelijen yang diperoleh menunjukkan kalau proposal Perjanjian Paris menyentuh masalah pertukaran tahanan namun sama sekali mengabaikan (tidak menyinggung) gencatan senjata secara penuh dan penarikan diri pasukan Israel dari Gaza, sedangkan proposal (dari) kelompok Perlawanan menyoroti isu-isu tersebut sebagai hal yang sangat penting," kata laporan tersebut.

"Tidak ada klausul yang menegaskan penghentian perang setelah gencatan senjata berakhir, dan tidak ada jaminan regional atau internasional kalau Tentara Israel tidak akan melanjutkan permusuhan setelah gencatan senjata berakhir; juga tidak ada rincian yang cukup mengenai isu-isu penting bagi kelompok Perlawanan dan Gaza," kata sumber tersebut.

Proposal perjanjian Paris juga tidak memberikan jaminan mengenai penarikan Israel dari Gaza karena para pejabat Israel mengklaim bahwa mereka ingin membangun zona penyangga di Jalur Gaza yang mereka blokade.

“Perlawanan khawatir, Israel berniat untuk tetap berada di Gaza dan mempersulit upaya rekonstruksi dalam upaya untuk membuat perpecahan antara rakyat Gaza dan Milisi Perlawanan,” ujar seroang sumber.

Selain itu, tampaknya tidak ada dasar yang kuat untuk upaya rekonstruksi maupun penyediaan perumahan sementara bagi para pengungsi di tengah kekhawatiran tentara pendudukan Israel berpotensi menghalangi upaya tersebut.

“Hamas terlibat dalam konsultasi dengan faksi-faksi Palestina dan sekutu-sekutunya dari partai-partai dan kekuatan regional,” kata sumber tersebut seraya mengungkapkan kalau proposal perjanjian tersebut dibawa untuk didiskusikan di eselon atas gerakan tersebut.

Ilustrasi: Pelepasan sandera Hamas
Ilustrasi: Pelepasan sandera Hamas (Times Of Israel)

Kartu AS Ada di Tangan Perlawanan

Sumber juga mengungkapkan akan ada pertemuan di Kairo, Mesir, dalam beberapa hari mendatang, yang akan dihadiri oleh perwakilan dari beberapa negara lain, termasuk Qatar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat