androidvodic.com

Terungkap, AS Pasok Lebih dari 10 Ribu Bom ke Israel untuk Pembantaian di Gaza sejak Oktober 2023 - News

News - Pemerintahan Biden ternyata mengirimkan sejumlah amunisi berat ke Israel sejak Oktober 2023.

Sejumlah amunisi yang dipasok AS ke Israel yaitu lebih dari 10.000 bom sebesar 900 kilogram dan juga ribuan rudal Hellfire.

Hal tersebut diungkapkan oleh dua pejabat AS yang memiliki daftar pengiriman ssenjata terbaru.

Arab News melaporkan rincian bom yang dikirimkan ke Israel di antaranya, 14.000 bom MK-84 seberat 2.000 pon, 6.500 bom seberat 500 pon, 3.000 rudal udara-ke-darat berpemandu presisi Hellfire, 1.000 penghancur bunker, 2.600 bom berdiameter kecil.

Dengan jumlah amunisi yang dikirimkan ini menunjukkan tidak ada penurunan yang signifikan dalam dukungan militer AS kepada sekutunya.

Meskipun ada seruan Internasional untuk membatasi pasokan senjata , tidak menggoyahkan keputusan Biden untuk terus mengirimkan amunisi ke Israel.

Menurut para ahli, amunisi ini tampaknya konsisten dengan apa yang dibutuhkan Israel untuk mengisi pasokan dalam menyerang Gaza.

“Meskipun angka-angka ini dapat dikeluarkan dengan relatif cepat jika terjadi konflik besar, daftar ini jelas mencerminkan tingkat dukungan yang besar dari Amerika Serikat untuk sekutu Israel kami,” kata pakar senjata di Pusat Studi Strategis dan Internasional, Tom Karoko.

Jumlah pengiriman tersebut, yang belum pernah dilaporkan sebelumnya, memberikan penghitungan amunisi terbaru dan ekstensif yang dikirim ke Israel sejak perang Gaza dimulai.

"Pengiriman tersebut merupakan bagian dari daftar senjata yang lebih besar yang dikirim ke Israel sejak konflik Gaza dimulai," kata salah satu pejabat AS.

AS Menahan Pasokan Senjata ke Israel

Beberapa pekan terakhir, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengungkapkan bahwa Amerika Serikat saat ini menahan pengiriman senjata ke Israel.

Baca juga: Israel Hitung Dampak Kerusakan Serangan Hizbullah di Utara, Galilea Atas Bakal Jadi Kota Mati

Namun hal tersebut dibantah oleh pejabat-pejabat AS, meski mereka mengakui sempat adanya kemacetan pengiriman senjata.

Menurut mereka, pasokan bom seberat 2.000 pond sengaja ditahan karena dampaknya terhadap daerah padat penduduk di Gaza.

Meski begitu, pejabat AS menegaskan bahwa pengiriman senjata tetap berjalan seperti sebelumnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat