androidvodic.com

Israel Cemas Yahya Sinwar Sudah Melarikan Diri dari Rafah ke Mesir Bersama Sandera Hamas - News

Israel Cemas Yahya Sinwar Sudah Melarikan Diri dari Rafah ke Mesir Bersama Sandera Hamas

News - Seorang pejabat keamanan Israel mengklaim, negara pendudukan itu memiliki informasi yang menunjukkan kalau para pemimpin Hamas, termasuk Yahya Sinwar dan saudaranya, baru-baru ini berhasil melarikan diri melalui terowongan antara Rafah dan wilayah Mesir.

"Hal yang menjadi kekhawatiran utara Israel adalah, Yaya Sinwar melarikan diri bersama tawanan (warga Israel yang ditahan Hamas)," demikian yang dilaporkan surat kabar Saudi, Elaph, Selasa (20/2/2024).

Baca juga: Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa: Israel Tak Bisa Kalahkan Hamas di Gaza, Tepi Barat Mendidih

Sumber keamanan yang sama menyebutkan, Israel dalam beberapa tahun terakhir telah mengawasi sekitar sepuluh terowongan besar yang dapat menampung mobil dan truk kecil di daerah perbatasan dengan Mesir tersebut.

Dilaporkan juga, Israel meyakini kalau Hamas menyelundupkan senjata Iran, termasuk rudal dan perangkat teknologi, melalui terowongan ini.

Israel disebutkan, menduga kalau jaringan terowongan lintas-perbatasan ini juga berfungsi untuk menyelundupkan personel Hamas melalui Sinai untuk menjalani pelatihan militer di Iran dan Lebanon.

Surat kabar tersebut meminta tanggapan dari juru bicara IDF, yang membantah laporan tersebut.

Baca juga: Hamas Bantah Cari Pengganti Yahya Sinwar, Nazzal Balas Menteri Israel: Informasi Tak Gratis

Pemimpin Hamas Yahya Sinwar.
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar. (Euro News)

Sinwar Salah Perhitungan?

Sementara itu, pekan lalu Jerusalem Post melansir kalau mantan rekan Sinwar dan mantan teman satu penjaranya di penjara Israel, Asmat Mansour, menyatakan, serangan Hamas pada 7 Oktober seharusnya menjadi "operasi strategis yang dirancang untuk menghilangkan pengepungan Israel di wilayah tersebut.

Tujuan operasi Banjir Al-Aqsa, disebutkan juga bertujuan membebaskan rekan Sinwar dari penjara Israel dan mengubahnya menjadi pemimpin rakyat Palestina."

Namun, menurut Mansour, “perhitungan tersebut tidak berjalan sesuai rencana,” dan tanggapan (balasan) Israel “tidak terkendali, tanpa pembenaran apa pun,” dan “sekarang kita mendapatkan hasil ini,” jelasnya, mengacu pada Perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung.

"[Sinwar] tidak menyangka bahwa operasi tersebut akan menimbulkan masalah yang begitu rumit, mengucilkannya, dan menjadi sangat berbahaya. Dia memberi Israel semua alasan dan alasan untuk melanggar semua aturan," tulis laporan media Israel Jerusalem Post soal pengakuanMansour

Dalam pernyataannya di Ramallah, Mansour menambahkan, "Saya pikir dia adalah salah satu orang utama di balik operasi ini."

Baca juga: Serangan Hizbullah Bikin Para Pemukim Israel Lari dari Margaliot: Cuma Bisa Sembunyi di Balik Tembok

DUDUK DI SOFA - Foto yang terkenal, di mana pemimpin Hamas, Yahya Sinwar duduk di atas sofa di puing-puing reruntuhan rumahnya pada 2021 silam. Foto ini kembali mengemuka seiring klaim PM Israel, Benjamin Netanyahu yang menyebut tentara Israel telah mengepung rumah itu pada perang Gaza, Desember 2023.
DUDUK DI SOFA - Foto yang terkenal, di mana pemimpin Hamas, Yahya Sinwar duduk di atas sofa di puing-puing reruntuhan rumahnya pada 2021 silam. Foto ini kembali mengemuka seiring klaim PM Israel, Benjamin Netanyahu yang menyebut tentara Israel telah mengepung rumah itu pada perang Gaza, Desember 2023. (Haarezt)

Dia berargumen, jika Sinwar mengetahui konsekuensi serangan tersebut, dia "tidak akan pernah merencanakan operasi seperti ini."

Mansour, yang duduk di penjara bersama Sinwar, mengatakan bahwa pemimpin Hamas “ingin melakukan perubahan.”

Komentator Channel 12 News, Ehud Yaari merujuk pada kemungkinan Yahya Sinwar melarikan diri dengan membawa sandera, menilai tindakan Sinwar, dengan menyatakan, "Para sandera diambil oleh regu Hamas yang berbeda, masing-masing regu membawa tawanan ke lokasi mereka masing-masing."

"Yahya Sinwar yakin dia bisa melarikan diri Jika dia berhasil melarikan diri ke Mesir melalui terowongan, dia tidak akan diterima di sana dengan tangan terbuka,” kata analis media Israel tersebut.

(oln/JPost/*)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat