androidvodic.com

Krisis Pasukan, Netanyahu Perintahkan Warga Israel Ultra-Ortodoks Turun ke Medan Perang Gaza - News

News, TEL AVIV – Perdana Menteri (PM) Benyamin Netanyahu rilis aturan baru yang memerintahkan warga Israel dari kelompok Yahudi ultra-ortodoks untuk ikut bergabung dengan pasukan militer ke medan perang di Jalur Gaza.

"Kami berencana untuk mewajibkan orang-orang ultra-ortodoks bergabung di IDF (militer Israel) dan pegawai sipil nasional. Kami juga tengah melakukan cara untuk mengenai rencana itu," ujar Netanyahu seperti dikutip dari Reuters.

Pernyataan tersebut dilontarkan Netanyahu, usai mencuatnya isu yang menyebut bahwa jumlah pasukan Israel di Gaza tengah mengalami krisis, lantaran 582 tentara IDF gugur dalam medan pertempuran sementara 30.000 pasukan lainnya dinyatakan gangguan mental akibat perang.

Khawatir krisis pasukan di Gaza akan semakin parah, Netanyahu akhirnya mengambil langkah tegas dengan memerintahkan kaum Ultra-ortodoks yang merupakan warga kelas agamawan Israel untuk maju ke medan perang.

Baca juga: AS kirim bantuan pertamanya lewat udara usai insiden tragis tewasnya ratusan warga saat tunggu makanan di Gaza

Sayangnya rencana tersebut mendapat kecaman dari sejumlah pihak, mereka menilai keputusan Netanyahu bertolak belakang dengan putusan Mahkamah Agung Israel pada 2018 silam yang mengecualikan warga ultra-ortodoks Israel melakukan wajib militer.

Sementara itu partai-partai ultra-Ortodoks beranggapan bahwa Netanyahu telah melupakan janjinya sebelum terpilih menjadi PM Israel, dimana saat itu Netanyahu berjanji memberikan hak Istimewa pada warga ultra-ortodoks agar ditangguhkan dari wajib militer.

Apabila partai-partai ultra-Ortodoks mau membantu Netanyahu mendapatkan mayoritas suara di parlemen bersama dengan partai-partai nasionalis sayap kanan.

Kendati mendapat kritikan pedas, Netanyahu teguh akan memberlakukan kebijakan baru tersebut, selain untuk mempertahankan kekuatan militer di Gaza, wajib militer dilakukan agar warga ultra-ortodoks bisa merasakan beban tugas militer yang sama dengan rakyat Israel lainnya selama agresi negara itu ke Palestina.

"Kami mengakui dan mendukung mereka (ultra-ortodoks) yang mendedikasikan hidupnya untuk mempelajari Kitab Suci Yahudi. Namun tanpa eksistensi fisik, tidak ada eksistensi spiritual," kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.

Tentara Cadangan Israel Tolak Perintah Perang di Gaza

Lebih lanjut, posisi Israel di Gaza kini dilaporkan tengah terdesak usai para tentara cadangan dari batalion perang menolak perintah Perdana Menteri Netanyahu Benyamin untuk melanjutkan invasi melawan Hamas di jalur Gaza.

Menurut laporan yang disiarkan radio lokal Qatar, Kan Reshet Bet, brigade baru Israel terancam bubar lantaran sebagian pasukan cadangan menolak panggilan perang Netanyahu. Tak sampai disitu, sejumlah pasukan dilaporkan kabur dari batalyon demi terhindar dari tugas perang melawan Hamas di jalur Gaza.

Adapun fenomena ini terjadi sejak awal November lalu. Awalnya para prajurit ditarik ke batalyon pusat untuk menerima pelatihan dengan tugas melaksanakan perlindungan di daerah sekitar Gaza dan Tepi Barat. Namun pemerintah mengubah misi mereka untuk melakukan serangan tempur ke Gaza.

“Ada orang yang berlatih tanpa seragam militer. Ada tentara yang awalnya tidak diberi baju atau sandal. Sarana yang tersedia tidak sesuai untuk pelatihan. Tidak dapat dimengerti bagaimana mereka ingin memasukkan kekuatan yang sepenuhnya tapi tidak memenuhi syarat ke Jalur Gaza,” ujar salah satu tentara.

“Pejuang cadangan yang dipanggil mengkritik keras kesenjangan serius dalam peralatan, profesionalisme, kurangnya tenaga kerja,” imbuh tentara itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat