Warisan Roemah Indonesia di Beijing Jadi Tempat Memperkenalkan UMKM dan Budaya RI - News
Laporan Wartawan News Eko Sutriyanto
News, JAKARTA - Warisan Roemah Indonesia (WRI), pusat kuliner, UMKM dan budaya Indonesia terpadu pertama di Beijing yang didirikan oleh tiga orang Diaspora Indonesia, Vini Dharmawan, Gandhi Priambodo dan William Yosanto diresmikan Duta Besar RI di Tongkok, Djauhari Oratmangun.
WRI berada di D7-3 Shouchuang Langyuan Station No 53, distrik Chaooyang, Beijing akan menampilkan sejumlah warisan budaya Indonesia yang telah diakui Unesco antara lain batik, songket, gamelan, keris, wayang.
Kemudian situs Unesco seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, Taman Nasional Komodo, Situs Manusia Purba Sangiran, Sistem Subak Bali, Hutan Hujan Tropis Sumatera, Taman Nasional Lorentz Papua, dan Taman Nasional Ujung Kulon Banten.
WRI terdiri dari dua lantai yang kental dengan dekorasi khas Indonesia, yakni lantai satu bangunan tersebut akan menampilkan etalase kerajinan Indonesia seperti wayang, batik, songket dan kerajinan tangan yang berasal dari UMKM binaan Bank Indonesia.
Sedangkan lantai dua berfungsi sebagai tempat pertemuan maupun tempat workshop alat musik tradisional Indonesia seperti gamelan.
“Ini sebenarnya mimpi saya juga sejak masuk di Beijing sekitar 6 tahun lalu. Kita sudah punya rumah budaya di Guangzhou, sudah punya di Shanghai dan sekarang di ibu kota Tiongkok, kita punya Warisan Roemah Indonesia,”ujar Dubes Djauhari saat peresmian, 9 Maret 2024 lalu yang ditandai penabuhkan gamelan dan memotong tumpeng.
Melalui keterangan tertulisnya, Djauhari Oratmangun mengatakan, proyek WRI memiliki visi untuk membangun nilai yang unik, tempat kumpul untuk memperkenalkan budaya Indonesia dengan fasilitas yang ramah lingkungan termasuk diantaranya memperkenalkan kuliner, seni, pariwisata, kesempatan investasi, perdagangan termasuk lokasi untuk melaksanakan workshop dan aktivitas sosial.
"WRI akan menyajikan kopi premium Indonesia, makanan otentik Indonesia, musik tradisional Indonesia, gamelan, dan angklung serta produk Indonesia berkualitas lainnya yang akan dijual di WRI atau tersedia secara daring," katanya.
Pada pembukaan WRI yang di, turut ditampilkan tarian Syukur Asih asal Jawa Tengah sebagai tanda syukur dan keramah tamahan masyarakat Indonesia yang dibawakan oleh Titik, dosen di Central Conservatoy of Music (CCOM) dengan diiringi alunan gamelan yang dibawakan oleh Risnandar yang juga merupakan dosen di CCOM.
Selain Dubes Djauhari, pembukaan WRI juga turut dihadiri oleh Konsul Jenderal Republik Indonesia di Shanghai Berlianto Situngkir, Konsul Jenderal Republik Indonesia di Guangzhou Ben Perkasa Drajat, perwakilan dari ASEAN-China Center (ACC), Youtuber Rudy Chen, Youtuber Nining, pengusaha, WNI maupun masyarakat umum di Beijing dan sekitarnya.
Setelah acara pembukaan, para tamu undangan yang hadir disuguhi makanan khas Indonesia seperti rendang, urap, sate lilit, batagor, perkedel jagung, ayam goreng kalasan, soto ayam lamongan, gulai kambing, serta minuman kopi dan teh Indonesia serta jamu kunyit asam.
“Makanan enak sekali, ada beef rendang. Saya juga pertama kali mencoba urap, sedikit pedas tapi enak,” ungkap Nining.
“Mantap sekali makanannya otentik Indonesia, rempahnya terasa juga ditambah vibes-nya dan dekorasinya Indonesia banget,” tambah Rudy Chen.
Djauhari juga meresmikan China Gamelan Society, sebuah komunitas gamelan yang diinisiasi oleh Risnandar dan Titik untuk semakin memperkenalkan gamelan kepada masyarakat Tionghoa.
Terkini Lainnya
WRI berada di D7-3 Shouchuang Langyuan Station No 53, distrik Chaooyang, Beijing akan menampilkan sejumlah warisan budaya Indonesia
Tutup Pangkalan Udara di Niamey, Jerman Akhirnya Benar-benar Angkat Kaki dari Niger
BERITA REKOMENDASI
Kopdar di KTT CSO, Vladimir Putin - Xi Jinping Pamer 'Kemesraan'
BERITA TERKINI
berita POPULER
Nasib Benjamin Netanyahu di Ujung Tanduk, Puluhan Ribu Warga Israel Unjuk Rasa Tuntut Pemilu Darurat
Rahasia Kemenangan Yuriko Koike Sebagai Gubernur Tokyo Jepang untuk Ketiga Kalinya
Rusia Berlakukan Status Darurat Usai Gudang Amunisi Distrik Voronezh Habis Dibombardir Drone Ukraina
Masoud Pezeshkian
Pengakuan seorang ibu yang mengakhiri hidup anaknya yang sakit parah - 'Saya memberinya morfin dalam dosis besar secara diam-diam'