androidvodic.com

Miskin Senjata Akut, Tentara Ukraina Dapat Misi Berbahaya: Cari Bom Tak Meledak - News

News -- Seretnya bantuan dari sekutu Barat membuat pasukan Ukraina mengalami miskin senjata akut.

Berperang dengan senjata yang terbatas membuat para komandan di medan perang membuat perintah yang sangat berbahaya.

Para prajuritnya disuruh mencari peluru dan bom-bom yang tak meledak untuk digunakan ulang.

Baca juga: Bikin Putin Was-was, Zelensky Sukses Kembangkan Drone 1.000 KM, Mampu Produksi 10 Kali Lipat

Peluru tersebut diambil, khususnya, dari rawa-rawa dan perairan lainnya, di mana terdapat kemungkinan lebih besar bahwa proyektil tersebut akan terawetkan.

Wall Street Journal menyebut para serdadu disuruh mencari peluru Rusia yang ditembakkan ke posisi Ukraina.

Salah satu prajurit Ukraina Maxim Polyukhovich mengatakan, untuk mencari peluru yang tidak meledak dia harus memeriksa berbagai lokasi yang kemungkinan besar peluru tak mededak, seperti rawa-rawa.

Ia harus berjalan beberapa kilometer melalui ladang ranjau untuk mencari peluru.

Polyukhovich mengatakan bahwa "selera para komandan semakin meningkat" dan dia dikirim untuk misi semacam itu hampir setiap hari.

Menurut prajurit tersebut, hal ini berbahaya karena peluru yang tidak meledak dapat rusak dan sewaktu-waktu dapat meledak.

Perwira lain dari Angkatan Bersenjata Ukraina mengkonfirmasi kepada wartawan tentang kekurangan peluru yang akut, sehingga mereka harus terus-menerus menyelamatkan dan “menembak hanya pada sasaran yang paling penting.”

Gudang Amunisi dan Drone Dihancurkan

Sementara Kementerian Pertahanan Rusia pada Minggu melaporkan telah menghancurkan sejumlah aset bernilai tinggi di Ukraina, termasuk sistem anti-pesawat, radar, dan persediaan drone angkatan laut yang dipasok Barat.

Kiev selama ini menggembar-gemborkan drone lautnya sebagai senjata buatan dalam negeri, yang telah berulang kali digunakan untuk menyerang Armada Laut Hitam Rusia.

Baca juga: UE Makin Jor-joran Dukung Ukraina Lawan Rusia, Rela Kirim Tank Guyur Dana Rp85,2 Triliun

Russia Today melaporkan, kementerian tersebut menggambarkan aset-aset yang dihancurkan dalam laporan hariannya sebagai “dipasok ke Ukraina oleh negara-negara NATO.”

Militer Rusia tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai serangan tersebut, namun ledakan besar dilaporkan terjadi semalam di kota Odessa, Ukraina, yang diyakini sebagai pangkalan utama drone laut mereka.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat