androidvodic.com

Eks-Mayor Jenderal IDF: Rafah Bisa Jadi Bencana Buat Israel, Hamas Lagi Siapkan Jebakan Penyergapan - News

Eks-Mayor Jenderal IDF: Rafah Bakal Jadi Bencana Buat Israel, Hamas Sedang Siapkan Jebakan Penyergapan

News - Mantan petinggi tentara pendudukan Israel (IDF), Mayor Jenderal Israel Ziv, membahas rencana invasi darat IDF di Rafah dalam sebuah pernyataan pers, Jumat (26/4/2024).

Dia mengatakan kalau Hamas sedang menyiapkan penyergapan strategis terhadap IDF, yang akan menjadi sebuah "bencana bagi Israel".

Baca juga: Maut Menanti Israel di Rafah, Bersiap Hadapi Terowongan Maut, Ruang Komando, Markas Rahasia Hamas

Israel Ziv menjelaskan, operasi militer darat di Rafah mempunyai risiko yang sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dibandingkan semua operasi militer yang dilakukan IDF di Gaza selama enam bulan terakhir.

"Hal itu mengingat fakta bahwa Rafah adalah wilayah yang paling berbahaya bagi IDF. tempat yang sangat ramai dan sulit untuk diperjuangkan, serta kepekaan AS dan Mesir terhadapnya," kata dia merujuk pada tekanan dari dua negara tersebut ke Israel untuk mengurungkan niat menyerbu Rafah.

Baca juga: Soal Rafah, Faksi-Faksi Milisi Palestina Satukan Kekuatan, Haniyeh: Drama Bad Cop-Good Cop AS-Israel

Anggota gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) atau Brigade Al-Quds mengacungkan senjatanya, berparade di jalan-jalan Kota Gaza pada 5 Januari 2022.
Anggota gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) atau Brigade Al-Quds mengacungkan senjatanya, berparade di jalan-jalan Kota Gaza pada 5 Januari 2022. (Mahmud ham / AFP)

Faksi Perlawanan Palestina Bersiap, Satukan Kekuatan

Di sisi lain, faksi-faksi milisi Perlawanan Palestinadalam pernyataan bersama pada Kamis (25/4/2024) menegaskan bahwa para petempur milisi Perlawanan siap menghadapi segala skenario yang mungkin terjadi dalam agresi Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, termasuk invasi darat ke Rafah, kota paling selatan di wilayah yang terkepung.

Dalam pernyataannya, faksi-faksi tersebut menekankan bahwa mereka “tidak akan tinggal diam,” karena “semua opsi [untuk eskalasi] sudah dibahas,”.

Mereka juga memperingatkan akan konsekuensi bencana dan kemanusiaan dari setiap agresi darat di Rafah, yang menampung lebih dari 1.4 pengungsi. juta pengungsi Palestina.

Faksi-faksi Palestina menganggap pemerintahan Presiden AS Joe Biden dan pemerintah Barat bertanggung jawab penuh atas setiap invasi Israel ke Rafah.

Hal itu karena dukungan Barat terhadap Israel terus berlanjut meskipun pendudukan Israel melanggar berbagai konvensi dan hukum internasional.

Baca juga: Siapa Lawan 4 Batalyon Tempur Hamas di Rafah? 2 Brigade IDF di Utara Sudah Latihan Khusus ke Gaza

Serukan Perlawanan di Tepi Barat

Dalam konteks yang sama, faksi-faksi tersebut menyerukan massa Palestina di kota-kota Tepi Barat untuk “bangkit” sebagai protes terhadap ancaman Israel untuk menyerang Rafah.

“Kami menyerukan kepada rakyat kami untuk mengubah Tepi Barat menjadi bola api di hadapan pemukim dan tentara Israel,” desak pernyataan itu.

Lebih lanjut, faksi-faksi Palestina menegaskan kalau perang genosida Israel tidak akan mengembalikan kekuatan militer pendudukan yang mereka nilai sudah kalah.

Mereka juga memperingatkan adanya “eskalasi dan ledakan menyeluruh yang akan mempengaruhi kawasan dan mengancam keamanan nasional, khususnya keamanan nasional Mesir,” jika terjadi invasi ke Rafah, yang berbatasan dengan Mesir.

Tentara Israel (IDF) dilaporkan kembali memanggil dua divisi pasukan cadangan mereka untuk melanjutkan agresi militer di Gaza setelah sempat menarik mundur mereka pada awal April ini.
Tentara Israel (IDF) dilaporkan kembali memanggil dua divisi pasukan cadangan mereka untuk melanjutkan agresi militer di Gaza setelah sempat menarik mundur mereka pada awal April ini. (khaberni)

Drama Bad Cop-Good Cop AS-Israel

Mengenai masalah yang sama, Ismail Haniyeh, kepala Biro Politik Hamas, menegaskan kalau sikap AS atas rencana penyerangan darat Rafah oleh Israel, mengindikasikan kalau Washington cuma bermain drama dengan mengatakan menolak serbuan tersebut tanpa adanya rencana evakuasi jutaan penduduk sipil Palestina di Rafah, Gaza Selatan.

Haniyeh menegaskan, Palestina tidak akan tertipu oleh drama bad cop-good cop (polisi baik-polisi jahat) yag dimainkan AS dan Israel.

bahwa "sikap Washington [terkait masalah ini] menipu" dan bahwa orang-orang Palestina "tidak jatuh ke dalam perangkap" tindakan polisi baik Amerika dan Israel. .

Haniyeh menekankan, dalam sebuah wawancara untuk Anadolu Agency Turki pada tanggal 21 April, bahwa “jika musuh memutuskan untuk pergi ke Rafah, rakyat kami tidak akan mengibarkan bendera putih, dan perlawanan siap untuk mempertahankan diri.”

(oln/almydn/*)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat