androidvodic.com

Bohong Lagi, Kabinet Perang Israel Cueki Seruan AS: Putuskan Perluas Operasi Militer di Rafah - News

Bohong Lagi, Kabinet Perang Israel Cueki Seruan AS: Putuskan Perluas Operasi Militer di Rafah

News - Kabinet Perang Israel, Jumat (10/5/2024) malam dilaporkan menyetujui "perluasan wilayah operasi" Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di kota Rafah Gaza Selatan.

Dilansir Axios, kabar persetujuan ini datang dari tiga sumber yang mengetahui rincian perluasan operasi militer Israel di Rafah

Pada awal pekan ini saat mengumumkan rencana evakuasi warga Rafah, Israel mengklaim kalau operasi di Rafah hanya berstatus operasi militer 'terbatas'.

Baca juga: Israel Pakai Kekuatan Penuh Gempur Rafah Timur, IDF Larang Warga Gaza Dekati Perbatasan Mesir

Persetujuan perluasan invasi di Rafah tersebut datang di tengah meningkatnya kekhawatiran Amerika Serikat (AS) mengenai situasi kemanusiaan di Rafah.

Presiden AS Joe Biden pekan ini mengatakan jika Israel menyerbu Rafah, tempat lebih dari satu juta pengungsi Palestina berlindung, AS akan berhenti memasok peluru artileri, bom, dan jet tempur dan senjata ofensif lainnya ke Israel.

Baca juga: Dongkol AS Setop Amunisi, Netanyahu: Israel Bisa Sendiri, Kami Lanjut Perang Meski dengan Kuku Jari

Seorang tentara Israel di antara barisan amunisi untuk tank. Dalam perang Gaza, IDF dilaporkan menggunakan amunisi kadaluarsa dari Perang Korea. Penggunaan amunisi tua ini menyebabkan naik tajamnya risiko salah sasaran.
Seorang tentara Israel di antara barisan amunisi untuk tank. Dalam perang Gaza, IDF dilaporkan menggunakan amunisi kadaluarsa dari Perang Korea. Penggunaan amunisi tua ini menyebabkan naik tajamnya risiko salah sasaran. (khaberni)

Cueki Seruan AS

Dua narasumber laporan mengatakan, perluasan invasi di Rafah ini adalah “ekspansi terukur” yang tidak melewati “garis merah” Biden.

Sumber ketiga menjelaskan kepada Axios, perluasan yang disetujui tersebut "mencakup tindakan yang dapat ditafsirkan AS sebagai melewati garis merah Biden."

Israel mengklaim Rafah adalah tempat pertahanan terakhir militan Hamas.

Ketiga sumber tersebut menambahkan kalau kabinet perang Israel juga menginstruksikan tim Israel untuk merundingkan pembicaraan tidak langsung mengenai kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata guna melanjutkan upaya mencapai kesepakatan dan merumuskan inisiatif baru yang mengarah pada terobosan.

Baca juga: Negosiasi dengan Hamas Gagal, Pemerintahan Israel Hampir Runtuh, Dua Menteri Dewan Perang Mundur

Sumber tersebut mengatakan "menteri ultranasionalis Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich memberikan suara menentang keputusan tersebut. Keduanya telah mendorong Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menunda perundingan dan menyerang Rafah."

Tank Israel melaju di perbatasan Mesir-Gaza di Koridor Philadelphia. IDF mengambil alih kendali perbatasan, sebuah pelanggaran atas perjanjian damai dengan Mesir. Namun sejauh ini, Mesir hanya bisa berteriak menggertak tanpa aksi nyata ke Israel.
Tank Israel melaju di perbatasan Mesir-Gaza di Koridor Philadelphia. IDF mengambil alih kendali perbatasan, sebuah pelanggaran atas perjanjian damai dengan Mesir. Namun sejauh ini, Mesir hanya bisa berteriak menggertak tanpa aksi nyata ke Israel. (anadolu)

Mesir Marah

Keputusan kabinet ini diambil ketika meningkatnya kekhawatiran di pemerintahan Biden mengenai memburuknya situasi kemanusiaan di wilayah Rafah sejak Israel mengambil kendali atas penyeberangan Rafah di sisi Palestina awal pekan ini, kata dua pejabat AS.

Para pejabat mengatakan Israel tidak cukup baik dalam mengoordinasikan pengelolaan penyeberangan tersebut dengan pihak Mesir, yang menjadi "sangat marah".

Baca juga: Tank-Tank Israel Rebut Kendali Penyeberangan Rafah, Mesir Siaga, Siapkan Semua Skenario Perang

Akibatnya, Mesir menolak mengirim truk bantuan, termasuk truk bahan bakar, melalui penyeberangan Kerem Shalom antara Israel dan Gaza, kata para pejabat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat