androidvodic.com

Intelijen Iran Dikabarkan Grebek Kedutaan India di Teheran, Buntut Kematian Presiden Raisi - News

Laporan Wartawan News Namira Yunia Lestanti

News, TEHERAN – Kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi menjadi topik pembicaraan hangat di sejumlah media sosial hingga memuncaki trending topic di linimasa X.

Adapun kecelakaan itu terjadi ketika Presiden dan Menteri Luar Negeri Amir Abdollahian dalam perjalanan pulang, usai melakukan kunjungan ke daerah di barat laut Iran atau yang berbatasan dengan provinsi Azerbaijan Timur.

Banyak netizen yang berspekulasi liar atas kematian Presiden Raisi, mencurigai keterlibatan warga India yang bertindak atas nama Israel telah mencelakai pesawat yang akan ditumpangi Presiden Iran Ebrahim Raisi.

Baca juga: Kronologi Lengkap hingga Foto Terakhir Presiden Iran Detik-detik Sebelum Tewas Kecelakaan Helikopter

Salah satu akun X @Navcom.24 melaporkan bahwa intelijen dan pasukan khusus Iran telah menggerebek kedutaan India di Teheran. Setelah Iran mendapat informasi bahwa India mungkin bertindak atas nama Israel untuk membunuh Presiden Iran Ebrahim Raisi.

“Laporan berita yang berdatangan menyatakan bahwa intelijen dan pasukan khusus Iran telah menggerebek kedutaan India di Teheran. setelah seseorang yang tak diketahui namanya bertindak atas nama Israel untuk membunuh Presiden Iran, ujar @NavCom24.

Cuitan itu menjadi ramai di linimasa X hingga tembus 821,4 rb tayangan, pemerintah India maupun Iran hingga kini masih enggan buka suara terkait munculnya isu ini.

Namun tak lama dari itu sebuah akun pusat Deteksi Propaganda dan Berita Palsu @dintentdata membeberkan fakta bahwa akun Pakistan yang didanai ISPR telah menyebarkan berita hoax yang dibuat sendiri dan mengklaim bahwa intelijen Iran sedang memburu warga negara India yang jadi dalang kecelakaan presiden Raisi.

Dalam cuitannya @dintentdata menjelaskan isu penggerebekan kedubes India di Teheran adalah berita palsu dan tidak berdasar. Tidak ada laporan seperti itu yang terungkap. Mereka menilai berita palsu ini disebarluaskan sebagai sebuah propaganda dengan menargetkan India.

“Pakistan menyebarkan cerita yang mereka ciptakan sendiri tentang hilangnya helikopter presiden Iran untuk mengarahkan narasi mereka terhadap India dan menyembunyikan kerusuhan yang sedang berlangsung di Kashmir dan Balochistan yang Diduduki Pakistan,” jelas cuplikan cuitan @dintentdata.

Hingga saat ini pemerintah India belum memberikan pernyataan apapun terkait isu miring tersebut, sementara pemerintah Iran menjelaskan kecelakaan ini terjadi akibat cuaca buruk yang menyebabkan pesawat hilang kendali dan menabrak puncak gunung.

Helikopter Presiden Raisi Hangus Terbakar

Kecelakaan heli yang ditumpangi Raisi dan pejabat Iran terjadi di wilayah pegunungan di timur laut Iran, tak jauh dari perbatasan Iran-Azerbaijan.

Presiden Raisi menumpangi helikopter tersebut untuk meresmikan sebuah proyek bendungan Minggu waktu setempat. Bendungan Qiz-Qalasi merupakan proyek bersama dengan pemerintah Azerbaijan.

Namun ketika heli yang ditumpangi rombongan Raisi hendak kembali ke ibu kota, helikopter tersebut mendadak hilang kontak.

Setelah melakukan pencarian intensif, drone milik UAV Akinci Turki dilaporkan menemukan sebuah "titik panas" yang diyakini sebagai puing-puing helikopter.

Tak lama tim penyelamat Iran berhasil menemukan helikopter tersebut, Jurnalis Al Jazeera yang berbasis di Teheran, Resul Serdar, mengungkapkan bahwa kondisi helikopter terbakar habis tanpa sisa.

Dengan kondisi tersebut kemungkinan para penumpang selamat sangat kecil, Selain Raisi, helikopter Bell 212 buatan AS itu juga mengangkut pejabat penting Iran diantaranya Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian.

Kemudian Gubernur Provinsi Azerbaijan Timur Malek Rahmati, imam shalat Jumat Tabriz Imam Mohammad Ali Alehashem, seorang pilot, kopilot, kepala kru, kepala keamanan, dan pengawal lainnya.

"Presiden Raisi, menteri luar negeri dan seluruh penumpang helikopter tewas dalam kecelakaan itu," kata seorang pejabat senior Iran kepada Reuters, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena sensitifnya masalah tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat