androidvodic.com

Dr Adnan al-Bursh, Dokter yang Disiksa Sampai Mati di Tahanan Israel, Ditangkap saat Merawat Pasien - News

Dokter di Gaza yang Disiksa Sampai Mati di Tahanan Israel, Ditangkap Saat  Sedang Merawat Pasien di Rumah Sakit Al-Awada

News- Kekejaman tentara Israel dirasakan dokter di Gaza, seorang dokter bernama Dr Adnan al-Bursh dilaporkan tewas setelah disiksa di Penjara Israel, Dia ditangkap saat sedang merawat pasien di  Rumah Sakit Al-Awada.

Israel memberi izin untuk dilakukan otopsi kepada dokter Dr Adnan al-Bursh yang disiksa sampai mati di tahanan.

Adnan Al-Bursh, 53, adalah seorang dokter dan ayah dari enam anak, semasa hidupnya dia menjabat sebagai kepala ortopedi di Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza.

Istrinya, Yasmin, mengajukan permintaan otopsi kepada perwakilan Dokter Hak Asasi Manusia Israel.

Seorang mantan pejabat Israel telah memberikan banyak laporan tentang kondisi tidak manusiawi di dalam pusat penahanan Israel, di mana warga Palestina sering dibelenggu 24 jam sehari dan disiksa dengan kejam.

Pihak berwenang Israel pada tanggal 23 Mei mengizinkan otopsi pada jenazah Dr Adnan al-Bursh, yang menjabat sebagai kepala bedah ortopedi di Rumah Sakit Al-Shifa sebelum ditangkap dan disiksa sampai mati di tahanan Israel.

Otopsi akan dilakukan di hadapan dokter yang mewakili keluarga.

Permintaan yang diajukan minggu lalu oleh istri Bursh, Yasmin al-Bursh, untuk penyelidikan kematian suaminya, disetujui oleh Hakim Gad Arenberg, yang memberi waktu tujuh hari kepada Tel Aviv untuk menanggapinya.


Kesehatan dokter pada saat penangkapan dalam keadaan baik.

Sebuah pernyataan dari Masyarakat Tahanan Palestina yang dirilis awal bulan ini mengatakan bahwa Bursh, 50, disiksa sampai mati pada tanggal 19 April di Penjara Ofer, sebuah fasilitas penahanan yang dikelola Israel di Tepi Barat yang diduduki. Kelompok tersebut mencirikan pembunuhannya sebagai “pembunuhan yang disengaja.”

Laporan media Israel mengklaim bahwa penyebab kematian Bursh “masih belum diketahui dan pihak berwenang Israel belum memberi tahu keluarganya tentang hal tersebut.”

Warga Palestina yang bertemu dengan mendiang ahli bedah tersebut di penjara mengatakan bahwa dia berada dalam kondisi medis yang menyedihkan.

“Kami hampir tidak mengenalinya… Jelas sekali dia telah melalui neraka, penyiksaan, penghinaan, dan kurang tidur. Dia menderita kesakitan dan kekurangan makanan,” kata seorang dokter Palestina yang tidak disebutkan namanya kepada Haaretz.

“Kami mencoba berbicara dengannya dan menenangkannya, tapi dia terkejut dan terdengar seperti dia takut dan kesakitan. Ini bukan orang yang kami kenal, tapi bayangan [dari dirinya yang dulu],” tambah dokter tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat