androidvodic.com

Kaget Isi Pidato Biden Beda dari yang Diusulkan Israel, Netanyahu: Tak Ada Penghentian Perang Gaza - News

Kaget Isi Pidato Biden Beda dari yang Diusulkan Israel, Netanyahu: Tak Ada Penghentian Perang

News  - Sebuah laporan yang dilansir  Financial Times - mengutip pejabat yang dekat dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu - mengatakan kalau isi pidato Presiden AS Joe Biden merupakan kejutan besar bagi pemerintah Israel.

Seperti diketahui, Biden pada Jumat (31/5/2024) kemarin menggaungkan proposal tiga tahap gencatan senjata di Gaza, di antaranya adalah penghentian perang secara tetap. 

Atas pidato Biden itu, pihak Netanyahu mengatakan kalau perjanjian apa pun untuk menghentikan pertempuran di Gaza secara permanen tidak dapat diterima.

Baca juga: Rahasia di Balik Pidato Joe Biden Soal Gencatan Senjata di Gaza: Netanyahu Ikut Susun Tapi Kaget

Mereka menegaskan bahwa Israel, di bawah Netanyahu, tidak akan mengakhiri perang sampai semua tujuan perang tercapai.

Pada Senin (3/6/2024), Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akhirnya secara resmi menyatakan kalau rancangan perjanjian pertukaran tahanan yang diumumkan Biden baru-baru ini tidak mencakup klausul untuk menghentikan perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

AS sebelumnya memperkirakan Israel akan menerima perjanjian untuk mengakhiri perang di Gaza jika Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas menyetujuinya.

Sementara itu, atas pidato Biden tersebut, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir mengancam akan membubarkan pemerintah jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyetujui perjanjian tersebut.

Soal proposal tersebut, Hamas menyatakan pihaknya menyikapi secara positif gagasan Presiden Amerika.

Baca juga: AS-Mesir-Israel Gelar Rapat, Kairo Ogah Buka Perbatasan Rafah Saat IDF Kuasai Koridor Philadelphia

Menteri Luar Negeri AS Tony Blinken dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Menteri Luar Negeri AS Tony Blinken dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (AFP)

Masa Depan Karier Politik Netanyahu

Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan Amerika Serikat mengharapkan Israel menyetujui proposal yang diajukan Presiden AS Joe Biden jika Hamas menyetujuinya.

Dalam konteks ini, Channel 13 Israel, mengutip para pejabat Tel Aviv, menyatakan kalau Netanyahu tidak setuju untuk melanjutkan perjanjian pertukaran sandera dengan Hamas karena kekhawatirannya terhadap masa depan politiknya.

Otoritas Penyiaran Ibrani, KAN juga melaporkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berjanji kepada mitra koalisinya untuk tidak menghentikan perang, dan menekankan bahwa peluang untuk mencapai kesepakatan “sangat rendah.”

Pada Minggu, seorang ajudan  Netanyahu mengkonfirmasi kalau pihak Israel menerima perjanjian yang didorong oleh Presiden AS Joe Biden untuk mengakhiri perang di Gaza, tetapi pada saat yang sama menggambarkannya sebagai perjanjian yang “cacat” dan membutuhkan lebih banyak perbaikan.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Inggris The Sunday Times, kepala penasihat kebijakan luar negeri Netanyahu, Ofir Falk, mengatakan bahwa usulan Biden adalah "kesepakatan yang kami sepakati... Ini bukan kesepakatan yang bagus, tapi kami sangat ingin para tahanan semuanya dibebaskan".

Dia menambahkan, “Ada banyak rincian yang perlu diselesaikan,” dan menambahkan bahwa syarat dari Israel, termasuk “pembebasan tahanan dan penghancuran Hamas, tidak berubah.”

Presiden AS Joe Biden mengungkapkan dalam pidatonya pada hari Jumat bahwa pendudukan telah mengajukan proposal tiga tahap baru untuk mengakhiri perang di Gaza, menjelaskan bahwa proposal tersebut merupakan peta jalan untuk gencatan senjata dan pembebasan tahanan kembalinya warga Palestina di Gaza ke rumah mereka.

Dalam pidatonya, Presiden Amerika meminta semua pihak untuk menyetujui usulan tersebut, dan mengatakan, “Penolakan Hamas terhadap usulan baru Israel berarti bahwa Israel akan melanjutkan perang di Gaza

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat