androidvodic.com

5 Negara Desak Warganya Tinggalkan Lebanon, Khawatir Perang Hizbullah dan Israel - News

News - Setidaknya lima negara mendesak warga mereka untuk segera meninggalkan Lebanon, di tengah kekhawatiran akan perang antara Hizbullah dan Israel.

Pada Rabu (26/6/2024), Kementerian Luar Negeri Belanda mendesak warganya untuk menghindari perjalanan ke Lebanon.

Kemenlu Belanda juga memerintahkan warganya yang masih berada di Lebanon agar segera meninggalkan negara itu, selagi penerbangan komersial masih beroperasi.

Jerman pun mengeluarkan travel warning dan meminta warganya yang saat ini berada di Lebanon, untuk segera pergi meninggalkan negara itu.

"Warga Jerman di Lebanon segera diminta meninggalkan negara itu. Situasi di perbatasan Israel dan Lebanon sangat tegang," kata Kemenlu Jerman di akun X, dikutip dari Anadolu Ajansi.

Pemerintah Kanada juga mendesak warganya untuk segera meninggalkan Lebanon.

Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly, mengatakan keselamatan dan keamanan warga Kanada di dalam dan luar negeri menjadi prioritas negara.

"Keselamatan dan keamanan warga Kanada di dalam dan luar negeri adalah prioritas utama Kanada," ungkap Joly, Selasa (25/6/2024).

Sebelumnya, Makedonia Utara juga meminta warganya meninggalkan Lebanon secepat mungkin karena alasan situasi keamanan yang memburuk di sana, Minggu (23/6/2024).

Peringatan itu muncul setelah Kuwait pada Jumat (21/6/2024), mendesak warganya menghindari perjalanan ke Lebanon.

Mereka yang masih berada di Lebanon juga diminta pergi sesegera mungkin "mengingat situasi keamanan yang terjadi di wilayah tersebut."

Baca juga: 5 Situs di Israel Diserang Drone dan Roket Hizbullah, Termasuk Markas Besar Batalyon Sahel

Inggris dan AS Keluarkan Travel Warning

Sementara itu, pada Rabu, Inggris secara tegas memerintahkan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon.

Peringatan ini dikeluarkan oleh Kantor Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan (FCDO).

"FCDO meminta agar semua perjalanan ke Lebanon tidak dilakukan karena risiko terkait konflik Israel dan wilayah Pendudukan Palestina," kata FCDO dalam sebuah pernyataan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat