androidvodic.com

Pneumonia hingga Penanganan Covid-19 Jadi Bahasan Diskusi Pembukaan Dies Natalis Ke-71 FKUI - News

News - Pandemi Covid-19 yang beberapa bulan belakangan ini melanda dunia, termasuk Indonesia, kini tak lagi memiliki gejala yang khas.

Gejala covid-19 tak menutup kemungkinan bisa sangat mirip dengan penyakit lain.

Demikian dikatakan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof.DR.dr. Ari Fahrial Syam, SpPD KGEH, FINASIM, di Webinar Serial pembukaan perayaan Dies Natalis ke-71 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2021.

Oleh karena itu, ia menekankan betapa pentingnya penambahan ilmu secara terus-menerus.

Webinar serial itu mengangkat tema bervariasi, di antaranya pneumonia, masker dan APD hingga tips atau trik untuk menjaga kecantikan serta kesehatan kulit selama di rumah.

Baca juga: 800 Ribu Anak di Indonesia Meninggal karena Pneumonia, Ini Cara Cegahnya

Dr. Telly Kamelia, SpPD KP, FINASIM, FCCP, FACP, misalnya. Ia menjelaskan tidak semua Pneumonia adalah COVID-19.

Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Sedangkan Pneumonia pada COVID-19 disebabkan oleh virus, yaitu coronavirus.

“Hal terpenting dalam menghadapi pasien Pneumonia adalah diagnosis yang cepat, untuk membedakan apa penyebabnya, dan pengambilan keputusan terapi yang tepat,” jelas staf pengajar FKUI/RSCM tersebut.

Lebih lanjut Telly menjelaskan, prinsip pengobatan Pneumonia adalah berdasarkan penyebab.

Pneumonia pada COVID-19 diterapi dengan anti virus sebagai pengobatan kausal ditambah pengobatan tambahan lainnya, seperti klorokuin yang mudah ditemukan di Indonesia.

Baca juga: Pasien Pneumonia Berat Dianggap sebagai Probable Covid Sampai Terbukti PCR Negatif atau Positif

“Tetapi tetap yang terpenting adalah bagaimana mencegah agar tidak terkena Pneumonia. Karena pada dasarnya, mencegah lebih baik dari mengobati,” ungkap Telly.

Adapun topik lainnya yang dibahas pada serial perdana ini adalah tentang penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).

Ketersediaan APD yang terbatas, terutama di awal pandemi, membuat tenaga kesehatan harus mengetahui APD mana yang sekali pakai dan mana yang dapat digunakan kembali.

Baca juga: Kementerian Keuangan Thailand Pinjam 1,5 Miliar Dolar AS dari ADB untuk Perangi Covid-19

DR.dr. Andi Ade Wijaya Ramlan, SpAn, KAP, menekankan soal penggunaan APD sehingga dapat melindungi diri agar tidak terinfeksi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat