Waspada Konsumsi Gula Berlebih Saat Natal dan Tahun Baru, Bisa Picu Obesitas hingga Diabetes - News
Laporan Wartawan News, Aisyah Nursyamsi
News, JAKARTA - Libur Natal dan Tahun Baru identik dengan momen penuh kehangatan bersama keluarga.
Sayangnya, terkadang kita sulit untuk menahan diri mengonsumsi makanan dan minuman manis saat berkumpul.
Lantas, apa risiko yang terjadi jika konsumsi gula berlebih?
Menurut dokter spesialis gizi klinik RS Pondok Indah, dr Juwalita Surapsari M.Gizi, Sp.GK ada beberapa risiko jika konsumsi gula berlebih.
Baca juga: 6 Tips Agar Gula Darah Normal saat Perayaan Natal dan Tahun Baru
"Gula yang dikonsumsi secara tidak terukur dapat membahayakan kesehatan. Selain memberikan efek kecanduan, konsumsi gula berlebih juga dapat menimbulkan sejumlah penyakit," ungkap dr Juwalita Surapsari lewat keterangan resmi, Minggu (25/12/2022).
1. Karies gigi
Penyakit paling ringan yang mungkin terjadi akibat konsumsi gula berlebih adalah munculnya karies gigi.
Bakteri di dalam mulut akan mengubah kandungan gula dari makanan atau minuman yang konsumsi menjadi asam.
Namun jika tidak rajin menyikat gigi, timbunan asam tersebut dapat menjadi sarang berkembangnya kuman dan berubah menjadi karies gigi yang menyebabkan gigi berlubang.
2. Obesitas
Asupan gula tambahan yang tinggi akan menyebabkan asupan energi menjadi berlebih.
Sehingga meningkatkan risiko Anda mengalami penambahan berat badan hingga obesitas.
3. Perlemakan hati
Terkini Lainnya
Natal 2022
Gula yang dikonsumsi secara tidak terukur dapat membahayakan kesehatan. Konsumsi gula berlebih juga dapat menimbulkan berbagai penyakit.
Natal 2022
BERITA REKOMENDASI
Libur Natal 2022, Stasiun Gambir Tak Seramai Kemarin
BERITA TERKINI
berita POPULER
Laki-Laki Lebih Rentan Alami Jerawat Punggung, Dokter Jelaskan Penyebabnya
Tak Langsung Ganti Baju setelah Berolahraga Bisa Munculkan Jerawat Punggung
Jerawat Punggung Bisa Disebabkan oleh Faktor Genetik? Ini Penjelasan Dokter
Dirut BPJS Kesehatan Bicara soal Penjaminan Penyakit Kardiovaskular, Tembus Puluhan Triliun Rupiah
70 Juta Perokok Aktif di RI, Pakar Kesehatan: Perlu Pendekatan Pentahelix Turunkan Angka Prevalensi