Studi Baru: Konsumsi Daging Terbatas Lebih Ramah Lingkungan daripada Veganisme - News
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
News, GEORGIA - Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa Veganisme menyebabkan lebih banyak kerusakan lingkungan dibandingkan membatasi konsumsi daging.
Dalam survei yang diterbitkan di jurnal sumber sosial, para ilmuwan dari University of Georgia menemukan bahwa banyak produk kedelai yang digunakan vegan untuk mendapatkan cukup protein seperti tahu dan tempe, sebagian besar diimpor dari India, di mana produksinya menambah deforestasi yang meluas dan kehilangan habitat.
Dikutip dari laman Sputnik News, Sabtu (18/2/2023), studi tersebut menunjukkan bahwa polusi dan dampak lingkungan dari 'mengangkut kedelai ratusan ribu mil ke Amerika Serikat (AS) adalah bencana lingkungan itu sendiri'.
Menurut para peneliti, situasi yang sama berkaitan dengan minyak sawit, yang sering digunakan sebagai pengganti vegan untuk mentega atau lemak babi.
Komoditas ini sebagian besar diimpor dari Indonesia, Malaysia, Nigeria dan Thailand.
Survei tersebut menggarisbawahi bahwa ekosistem lokal di negara-negara itu 'telah dihancurkan oleh deforestasi dan hilangnya keanekaragaman hayati, karena jutaan hektar hutan dihancurkan untuk produksi minyak sawit'.
Banyak yang meyakini bahwa mengurangi konsumsi daging akan membantu mengatasi perubahan iklim.
Penelitian tersebut mengklaim, fokus harus ditempatkan pada bagaimana industri daging saat ini beroperasi daripada pada hewan itu sendiri.
Baca juga: Para Vegan Harus Hati-hati, Kekurangan Vitamin B12 Dapat Menyebabkan Peningkatan Risiko Demensia
Penulis studi Amy Trauge berpendapat 'ternak sangat penting baik untuk keberlanjutan sistem pertanian maupun untuk mitigasi perubahan iklim'.
Ia pun menyebutkan contoh bahwa seekor babi hipotetis yang dapat menghasilkan lebih dari 150 pon atau 68 kg daging dan 20 pon atau 9 kg bacon.
"Ketika saatnya tiba untuk memanen hewan, pabrik pengolahan skala kecil yang menghindari plastik dan mempekerjakan staf bergaji tinggi dapat digunakan untuk menjaga rantai pasokan tetap pendek dan transparan," kata Trauge.
Traugeberkata bahwa 'apa yang tersisa setelah kehidupan babi itu adalah pemulihan tanah, kesehatan usaha kecil, kesehatan manusia, dan rantai pasokan pendek yang dapat dilacak'.
"Pasti ada argumen untuk mengurangi jumlah daging yang kita makan, tapi kita bisa memenuhi kebutuhan protein kita dengan sejumlah kecil produk hewani seperti daging atau telur," kata para peneliti.
Terkini Lainnya
Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa Veganisme menyebabkan lebih banyak kerusakan lingkungan dibandingkan membatasi konsumsi daging.
Prof Budi Santoso Dekan FK Unair Dicopot, Menkes: Banyak Komentar Jelek Mengenai Saya . . .
BERITA REKOMENDASI
BERITA TERKINI
berita POPULER
Prof Budi Santoso Dekan FK Unair Dicopot, Menkes: Banyak Komentar Jelek Mengenai Saya . . .
Data Penduduk Aman dari Serangan Ramsomware, Pelayanan BPJS Kesehatan Tetap Normal
Menkes Dukung Kebijakan Penduduk Tumbuh Seimbang, Ini Respons Kepala BKKBN
1000 Orang Terinfeksi Norovirus di Korea Selatan, Ketahui Cara Penularan dan Gejalanya
4 Tips Mengobati Jerawat Punggung, Cukup Dilakukan di Rumah