Baby Blues Bisa Pengaruhi Produksi ASI, Ini yang Perlu Dilakukan Suami - News
Laporan Wartawan News, Aisyah Nursyamsi
News, JAKARTA - Selain asupan makanan, produksi air susu ibu (ASI) ternyata juga dipengaruhi oleh kondisi perasaan si ibu.
Bahkan pada ibu yang mengalami baby blues, kadang ASI tidak bisa keluar.
Hal ini diungkapkan oleh dokter spesialis anak, dr. Mega Oktariena Sp.A.
"Pada ibu yang baby blues, kadang ASI seperti tidak keluar. Tapi sebenarnya ada," ungkapnya dalam siaran Radio Kesehatan dilansir News, Senin (12/9/2023).
Baby blues sendiri kerap diartikan sebagai suatu bentuk kesedihan atau kemurungan yang dialami ibu setelah melahirkan.
Baca juga: Pemberian ASI Eksklusif Bisa Bantu Penurunan Stunting pada Anak
Biasanya perasaan ini muncul karena banyak perubahan, baik itu fisik mau pun hormon.
"Karena pengaruh hormon si ibu, perasaan si ibu, sehingga keluar tidak optimal. Di sini lah yang kita butuhkan dukungan dari pihak lain," tuturnya.
Menurut dr Mega perlu adanya dukungan sekitar, seperti suami atau ayah dari si anak.
"Bapak si bayi, suaminya. Sangat mempengaruhi jumlah asi keluar. Jadi ibu senang, hormon bagus akan merangsang produksi ASI. Jika bapak memberikan kebahagiaan untuk si ibu," jelasnya.
Beberapa perhatian kecil yang bisa diberikan seperti memberi kesempatan Ibu untuk beristirahat.
Berganti tugas, dengan ayah yang menggendong sang bayi.
Selain itu suami juga bisa memberikan pijatan lembut yang dapat membuat istri menjadi rileks sekaligus dapat merangsang produksi ASI.
Terkini Lainnya
Selain asupan makanan, produksi air susu ibu (ASI) ternyata juga dipengaruhi oleh kondisi perasaan si ibu.
Respons Kemenkes Usai Dekan FK Unair Dicopot karena Tolak Wacana Dokter Asing
BERITA REKOMENDASI
Anak yang Tidak ASI Ekslusif Berisiko Alami Pneumonia
Ketua Umum Persit Deklarasikan Gerakan ASI Ekslusif
BERITA TERKINI
berita POPULER
Ambeien Bisa Memburuk Apabila Tidak Ditangani Cepat dan Tepat
Bisa Dilakukan di Indonesia, Cek Biaya yang Harus Dikeluarkan untuk Transplantasi Rambut
Mengenal Fenomena 'Remaja Jompo', Faktor Pemicu dan Cara Mengatasi
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Garut, Psikiater Ingatkan Gangguan Jiwa Harus Segera Diobati
Alkes dan obat Obatan Mahal, Tata Kelola Dagang, Pajak serta Koordinasi Kementerian Harus Dibenahi