Kunjungan ke Dokter Gigi Turun Selama Pandemi, Kini Pasien Datang dengan Kondisi Gigi Rusak Parah - News
Laporan Wartawan News, Aisyah Nursyamsi
News, JAKARTA - Dua tahun pandemi Covid-19 ternyata membuat turunnya kunjungan pasien ke layanan kesehatan gigi.
Situasi ini membuat pasien datang dengan kondisi gigi yang sudah parah.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Indonesia (ARSGMPI)Dr. drg. Julita Hendrartini, M.Kes, AAK.
"Selama dua tahun pandemi Covid-19, kunjungan untuk konsultasi gigi di rumah sakit turun secara nasional pun rata-rata di atas 50 persen," ungkapnya pada konferensi pers virtual, Rabu (13/9/2023).
Baca juga: Jaga Kesehatan Gigi dengan Rutin Lakukan Flossing, Hilangkan Plak Gigi hingga Cegah Bau Mulut
Situasi ini dikarenakan masyarakat takut terjadinya penularan Covid-19.
Akibatnya pasien datang dengan kondisi gigi yang sudah parah.
"Bisa memaklumi. Saat ini memang yang datang memang kasus sudah lanjut. Sudah parah," kata drg Juwita.
Bukan hanya masalah gigi berlubang biasa. Tapi juga gigi berlubang yang sudah lanjut.
"Akhirnya dicabut sama perawatan syaraf. Itu memang dampak dari dua tahun masyarakat tidak ke dokter gigi," jelas drg Julita.
Namun menurut drg Juwita, kunjungan 2023 pasien gigi kembali mengalami peningkatan.
"Jadi sepertinya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan gigi sudah baik," pungkasnya.
Terkini Lainnya
Kondisi pasien bukan hanya masalah gigi berlubang biasa. Tapi juga gigi berlubang yang sudah lanjut.
Laki-Laki Lebih Rentan Alami Jerawat Punggung, Dokter Jelaskan Penyebabnya
BERITA REKOMENDASI
Bandara Internasional yang Tak Layani Penerbangan ke Luar Negeri
BERITA TERKINI
berita POPULER
Laki-Laki Lebih Rentan Alami Jerawat Punggung, Dokter Jelaskan Penyebabnya
Tak Langsung Ganti Baju setelah Berolahraga Bisa Munculkan Jerawat Punggung
Jerawat Punggung Bisa Disebabkan oleh Faktor Genetik? Ini Penjelasan Dokter
Dirut BPJS Kesehatan Bicara soal Penjaminan Penyakit Kardiovaskular, Tembus Puluhan Triliun Rupiah
70 Juta Perokok Aktif di RI, Pakar Kesehatan: Perlu Pendekatan Pentahelix Turunkan Angka Prevalensi