androidvodic.com

BPOM RI Pastikan Suplemen Asal Jepang yang Sebabkan 50 Orang Dirawat di RS Tak Beredar di Indonesia - News

Laporan Wartawan News, Rina Ayu

News,JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) mengklaim suplemen asal Jepang yang membuat 50 warga masuk rumah sakit tidak beredar di Indonesia.

Dalam keterangan resmi disampaikan bahwa suplemen tersebut tidak terdaftar BPOM.

Selain itu juga telah ditelusuri di marketplace dan hasilnya tidak ditemukan peredarannya.

"Dari hasil penelusuran database, saat ini produk dari Kobayashi Pharmaceutical atau Benikoji tidak ada yang terdaftar di BPOM. Kemudian hasil penelusuran di marketplace juga tidak ditemukan peredaran produk ini," tuturnya dalam keterangan yang diterima, Rabu (27/4/2024).

Baca juga: Ingin Konsumsi Suplemen Kolagen untuk Cerahkan Kulit? Simak Ini Dulu

BPOM RI mengimbau masyarakat untuk tidak mengonsumsi produk yang tidak terdaftar di BPOM.

Sebelumnya diberitakan, setidaknya seorang warga Jepang meninggal dunia akibat mengonsumsi suplemen Benikoji Choleste Help buatan Kobayashi Pharmaceutical, Jepang.

Sementara 50 orang lainnya dirawat inap di rumah sakit.

Menteri Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang Keuzou Takemi marah karena terlambat menarik produk supplemen tersebut.

Pimpinan Kobayashi Pharmaceutical, kemarin sempat meminta maaf atas peristiwa ini.

Dia mengungkapkan hasil penelitian lebih lanjut, ternyata korban yang meninggal sempat terus membeli Benikoji Choleste Help, makanan dengan fungsi seharusnya untuk mengurangi kolesterol.

Kobayashi Pharmaceutical telah mengumumkan bahwa mereka akan secara sukarela menarik tiga makanan kesehatan yang diproduksi oleh perusahaan, yakni Red Koji Choleste Help, Nattokinase Sarasara Grain GOLD, dan Naishi Help + Cholesterol.

Selain itu pada tanggal 25 Maret, perusahaan mengungkapkan nomor seri 18 jenis produk yang mungkin mengandung bahan-bahan yang tidak terduga.

Produsen juga menyatakan, pihaknya telah menyebar beragam produk ke 50 negara lebih.

Meski demikian, produsen tidak terbuka mengungkap negara-negara mana saja yang menerima kiriman produk suplemen tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat