androidvodic.com

Kepala BKKBN: Cegah Stunting, 'Sandwich Generation' Harus Atur Jarak Kelahiran Anak - News

News, JAKARTA - Pengaturan jarak kelahiran anak sangat dibutuhkan agar kualitas generasi selanjutnya menjadi lebih baik. Sebab kualitas generasi selanjutnya dan pemberdayaan perempuan bisa menopang ageing population.

Baca juga: BKKBN Bantah Pil KB Bisa Sebabkan Rahim Kering: Itu Mitos!

"Sandwich Generation ini harus kita ajak supaya memproduksi anak dan keturunannya harus sehat. Jaraknya diatur sebaik-baiknya. Supaya nanti bisa menopang ageing population dengan baik," ujar Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dokter Hasto saat Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor (PSA) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bali Mandara, Rabu(5/6/2024).

Menurut dokter Hasto langkah BKKBN untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia dengan mengatur jarak kelahiran.

Sebab katanya stunting dipengaruhi oleh jarak kelahiran antar anak.

“Karena cerdas atau tidaknya sangat dipengaruhi oleh stunting, maka stunting itu menjadi penting. Karena stunting itu dipengaruhi oleh jarak anak, maka jarak anak itu menjadi penting,” ujarnya.

Baca juga: Kepala BKKBN Sebut ASI yang Dibekukan Lebih Baik daripada ASI Bubuk

"Bonus demografi di Indonesia yang akan menutup pada tahun 2035-2040 bila dikelola dengan baik bisa menaikkan pendapatan perkapita kita," tambah dokter Hasto.

Ia juga menyebutkan bahwa pemberdayaan perempuan sangat menentukan pendapatan suatu negara.

“Ketika perempuan produktif dan hari tua perempuan sehat, produktif, maka luar biasa, pertumbuhan ekonomi akan tetap berjalan. Bali jadi contoh karena pertumbuhan ekonomi Bali 5 lebih dan Bali angka-angkanya bagus semua," ujar dokter Hasto.

Sebagai informasi, pada acara tersebut dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) serentak seluruh Indonesia antara BKKBN dengan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) dan mitra kerja lainnya.

Baca juga: Anggota Komisi IX DPR Ini Klaim Tapera Bisa Cegah Stunting, Benarkah?

Dokter Hasto berharap kerjasama ini dapat menjadi material teaching. Karena banyak calon dokter dan calon bidan yang ketika lulus belum pernah memasang alat kontrasepsi.

“Ini memprihatinkan. Ini adalah kesempatan yang baik untuk kemudian memanfaatkan material teaching untuk belajar,” tutupnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat