androidvodic.com

Orang Tua Disarankan Lakukan Deteksi Dini Risiko Asma Pada Anak Usia Pra-Sekolah - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

News, JAKARTA - Orangtua disarankan deteksi dini pada anak usia pra-sekolah untuk mengetahui kemungkinan anak terkena asma melalui diagnosis oleh dokter.

Ketua UK Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DKI Jakarta Dr Madeleine Ramdhani Jasin SpA (K) menjelaskan selain riwayat medis dan pemeriksaan fisik dalam mendiagnosis asma pada anak, terdapat juga pemeriksaan pendukung.

Salah satunya menggunakan alat prediksi Pediatric Asthma Risk Score (PARS). Penelitian menunjukkan, PARS dianggap sebagai alat prediksi sederhana, efektif, dan personal untuk memperkirakan risiko asma pada anak.

Pada talkshow edukasi tentang deteksi dinia asma pada anak di Jakarta bertajuk 'Kenali Prediksi Asma Pada Balita' baru-baru ini, Medical Director AstraZeneca Indonesia dr Feddy menjelaskan deteksi dini berperan penting mengurangi dampak asma terutama pada anak usia prasekolah.

Baca juga: Cerita Zaskia Adya Mecca Ketika Bhai Kaba Bramantyo Harus Masuk ICU Karena Serangan Asma

"Dengan aktif mengatasi berbagai tantangan terkait asma kelompok usia ini, orang tua dan penyedia layanan kesehatan dapat mengidentifikasi dan mengelola gejala asma sesegera mungkin," jelas dokter Feddy.

Mengutip data terbaru Survei Kesehatan Indonesia 2023, dr Feddy mengatakan, jumlah total penderita asma di Indonesia mencapai 877.531, dengan jumlah tertinggi di Jawa Barat sebanyak 156.977) lalu Jawa Timur sebanyak 130.683, dan Jawa Tengah sebanyak 118.184.

"Survei Kesehatan 2023 menunjukkan proporsi kekambuhan asma dalam 12 bulan terakhir menurut kelompok usia tetap tinggi, dengan anak di bawah 1 tahun memiliki tingkat kekambuhan 53,5 persen, usia 1-4 tahun memiliki tingkat lebih tinggi yakni 66%, dan mereka berusia 5-14 tahun menghadapi risiko kekambuhan sebesar 59,8%2," jelas dr Feddy.

Artis Zaskia Adya Mecca yang hadir pada talkshow tersebut mengatakan, sebagai orang tua harus proaktif bertanya kepada dokter anak untuk melakukan screening awal melalui tes risiko asma dan alergi untuk mengetahui tingkat risiko asma pada anak.

Head of Corporate Affairs AstraZeneca Indonesia Hoerry Satrio mengatakan untuk membantu orang tua, pihaknya menggelar serangkaian inisiatif edukatif yang bertujuan meningkatkan kesadaran tentang tanda dan gejala asma pada anak prasekolah.

Upaya ini mencakup kampanye berisi informasi secara online dan kolaborasi dengan ahli kesehatan untuk memfasilitasi deteksi dan intervensi dini.

Pada peringatan Hari Asma Sedunia tahun 2024 ini, yang jadi perhatian khusus kesehatan pernapasan adalah dengan memberikan fokus pada deteksi dini asma anak usia prasekolah.

Kegiatan edukasi bertema Asthma Education Empowers ini dijalankan bekerja sama dengan PrimaKu, mitra resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Pihaknya memperkenalkan situs nafaslega agar orang tua dapat dengan mudah mencari berbagai informasi mengenai gejala dan penanganan asma pada anak dan manfaat mengetahui risiko asma sejak dini.

"Kesejahteraan anak menjadi fokus kami dalam menangani asma. Kami berkomitmen memastikan pengelolaan dan pengobatan asma yang efektif, sehingga anak-anak dapat menjalani kehidupan berkualitas semaksimal mungkin. Ini termasuk dengan mengedukasi orang tua agar dapat membuat keputusan terbaik bagi kesehatan anak mereka,” kata Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia Esra Erkomay.

"Harapannya, orang tua memahami kapan harus mencari bantuan medis untuk anak-anaknya," ujar Esra.
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat