androidvodic.com

Mungkinkah Setelah Operasi Caesar Berisiko Alami Kerusakan Otak? Berikut Penjelasan Dokter - News

Laporan wartawan News, Rina Ayu

News, JAKARTA – Ibu V di Bogor mengalami nasib pilu.

Ia mengalami kerusakan otak pascaoperasi caesar di sebuah Rumah Sakit di Bogor, Jawa Barat.

Kejadian itu berlangsung pada Desember 2021 silam dan kini suami V, Rintho tengah memproses kejadian tersebut ke meja hijau.

Lantas, seberapa besar kemungkinan operasi Caesar berisiko membuat pasien mengalami kerusakan otak?

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Dr. Ivander Utama, F.MAS, SpOG, MSc mengatakan bahwa tindakan Caesar merupakan tindakan umum yang dilakukan dan memiliki efek samping yang minim.

Baca juga: Kronologis Ibu di Bogor Mengalami Kerusakan Otak Setelah Operasi Caesar Tahun 2021, Begini Nasibnya

“Operasi Caesar merupakan operasi nomor dua terbanyak di dunia setelah operasi usus buntu. Risikonya relatif minimal, mengapa? Karena tindakan Caesar dilakukan kepada orang sehat. Berbeda dengan operasi usus buntu yang dilakukan kepada pasien yang memiliki riwayat ada gangguan kesehatan,” ujar dr. Ivander saat dihubungi News, Jumat (21/6/2024).

Terkait kerusakan otak yang dialami ibu V, dr. Ivander menuturkan ada banyak faktor yang harus didalami dan perlu investigasi lebih lanjut dalam kasus tersebut.

Sebelum menjalani tindakan Caesar, ibu dan bayi pastinya akan dipersiapkan seoptimal mungkin, termasuk juga edukasi untuk pasien dan keluarga.

“Tapi yang bisa dicermati dan dicurigai kerusakan otak pada kondisi ini kemungkinan karena ada kejadian pendarahan yang mengakibatkan syok. Tubuh manusia bila kekurangan darah akan kekurangan oksigen. Sangat besar kemungkinan kerusakan otak berhubungan dengan kekurangan oksigen akibat pendarahan itu. Namun tentunya harus dinvestigasi lanjutan,” ungkap dokter yang berpraktik di RSIA Bunda Jakarta ini.

Secara umum risiko yang sering dialami ibu pascaoperasi caesar berupa rasa nyeri, pendarahan, infeksi yang terjadi pada kasus-kasus tertentu terutama persalinan lama atau persalinan darurat.

“Infeksi pada ibu juga bisa menyebar dan meningkatkan risiko infeksi yang menyebar ke otak sehingga bisa menimbulkan kerusakan pada otak,” kata dia.

Kemudian risiko tak hanya terjadi pada ibu, bayi juga bisa terdampak.

Misalkan, pada kasus bayi yang dalam proses melahirkan lama dan kekurangan oksigen sehingga bayi yang dilahirkan tidak optimal.

“Operasi Caesar memang memiliki risiko dengan persentase komplikasi yang kecil. Risikonya terukur dan sudah dimitigasi sejak kontrol kehamilan. Artinya bisa diantisipasi. Meski demikian tidak bisa menghilangkan 100 persen risikonya. Ada saja faktor-faktor yang bisa menyebabkan risiko tersebut terutama karena dokter bukan Tuhan," pesan dr Ivander.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat