androidvodic.com

Penggunaan Teknologi Terbaru untuk Ciptakan Hijab Antibakteri - News

Laporan Wartawan News, Eko Sutriyanto 

News, JAKARTA - Pusat Penelitian Nasional Kairo menemukan, bahan tekstil seperti kaos, kemeja, handuk, hijab, dan tekstil lainnya dapat menimbulkan bau tidak sedap.

Salah satunya disebabkan oleh bakteri yang menempel pada kain yang dikenakan sehari-hari.

Bau tak sedap bisa terjadi dalam waktu singkat meski hanya sesaat dikenakan.

Keadaan tersebut dapat diatasi dengan mengenakan pakaian yang sesuai karakteristik antibakteri dan antimikroba lainnya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sifat antibakteri bahan tekstil adalah melakukan modifikasi-modifikasi pada tekstil.

"Penggunaan teknologi nanopartikel dapat diaplikasikan dalam industri tekstil untuk memodifikasi berbagai serat tekstil agar memiliki sifat antibakteri. Kenyamanan dalam berpakaian menjadi pilihan dalam fashion industri," kata Selly, Co Founder Saeida kepada wartawan belum lama ini.

Tidak hanya model yang trendi, Penggunaan teknologi nanopartikel membuat nyaman dan menyehatkan.

Baca juga: Video viral siswi berhijab di India dilarang masuk sekolah makin picu kemarahan publik

Selly mengatakan, pihaknya memperkenalkan hijab antibacterial dan antivirus pertama di Indonesia.

Lebih lanjut Selly menerangkan, bahan hijab kini telah berkembang lebih inovatif.

“Saatnya hijab memasuki dimensi baru yang segar secara ekonomis dan ekologis,” tutur Selly.

Lapisan Silverplus yang ada dalam produk Saeida melindungi tekstil dari bau badan yang tidak sedap, bahkan pada suhu pencucian yang rendah sehingga membuat hijab Saeida lebih nyaman dan aman saat dikenakan.

Memanfaatkan Ruco-Bac AGP sebagai antivirus yang diaplikasikan dalam tekstil membuat hijab Saeida lebih higienis.

Teknologi antibacterial ini melindungi dari bakteri dan teknologi antiviral yang melindungi dari virus berbahaya.

Dikutip dari Situ Biosciences, melalui standar ISO 18184:2019 aktivitas antimikroba virucidal pada tekstil dan bahan berpori lainnya telah teruji secara klinis.

Baca juga: Kini Berhijab, Tya Ariestya Akui Masih Banyak Belajar dan Membiasakan Diri

Standar tes ini dirancang untuk menguji kemampuan tekstil dan bahan serupa lainnya untuk membunuh virus dalam waktu kurang dari 2 - 24 jam, termasuk virus influenza dan coronavirus strain.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat