androidvodic.com

Tolak Tegas Sistem Pemilu Tertutup, Politikus Golkar: Jangan Batasi Ruang Partisipasi Rakyat - News

News, JAKARTA - Ketua DPP Partai Golkar Christina Aryani menegaskan, adanya pertemuan delapan pimpinan Partai Politik, termasuk Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto untuk memastikan dukungan  tetap mempertahankan sistem pemilu proporsional terbuka, merupakan cerminan aspirasi mayoritas rakyat Indonesia.

"Sesungguhnya mayoritas rakyat kita tetap ingin memilih sendiri siapa wakil rakyat yang mereka kehendaki. Golkar menangkap aspirasi rakyat itu dan kami menilai proporsional terbuka tetap jauh lebih baik," kata Christina Aryani kepada wartawan di Jakarta, Senin (9/1/2023).

Bagi Golkar, pilihan sistem proporsional terbuka adalah bagian dari komitmen menjaga demokrasi yang substansinya adalah ruang partisipasi rakyat yang terbuka lebar. 

Baca juga: Politisi Golkar Ingatkan Seluruh Anggota Koalisi Pemerintahan Jokowi-Maruf Tak Bermain Dua Kaki

Selain itu dinilai efektif karena sudah digunakan selama tiga kali Pemilu dan sesuai amanat Putusan MK Nomor 22-24/PUU 6/2008. 

"Di era sekarang cukup mudah bagi masyarakat untuk langsung menilai kapasitas, kinerja atau track record seseorang yang maju sebagai calon legislatif," kata anggota Komisi I DPR RI ini.

Termasuk kata Christina masyarakat juga bisa memastikan dengan sistem terbuka ini, seorang Calon Legislatif bukan orang yang hanya muncul saat pencalonan tanpa melalui proses berpartai secara matang. 

"Jangan kita rebut atau batasi ruang partisipasi rakyat ini. Rakyat kita mulai cerdas untuk memilih yang terbaik yang mereka kehendaki, saya meyakini itu," ucap Christina.

Baca juga: Meski Tak Hadir, Gerindra Sepakat Sikap 7 Parpol Parlemen Tolak Sistem Pemilu Proporsional Tertutup

Christina mengingatkan saat ini KPU sudah berproses dengan tahapan-tahapan Pemilu dengan anggaran yang sudah disiapkan. 

Maka menurutnya tidak tepat jika tiba-tiba dilakukan perubahan saat KPU sudah memulai tahapannya. 

"Kalau kita flash back ke pemilu sebelumnya di tahun 1999 dengan sistem tertutup, apakah juga ada jaminan kualitas legislatif yang terpilih? Tidak juga. Bahwa baik terbuka maupun tertutup tidak ada yang betul-betul sempurna, tapi dalam konteks berdemokrasi sistem terbuka memberikan hak rakyat menentukan pilihannya sendiri secara langsung, sebagai kehendak mereka dan bukan elit partai," pungkas Christina.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat