androidvodic.com

Bawaslu Sebut 3 Platform Medsos yang Paling Banyak Dipakai Sebar Kampanye Hoaks dan Ujaran Kebencian - News

Laporan wartawan News, Danang Triatmojo

News, JAKARTA - Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI, Lolly Suhenty menyebut ada tiga platform media sosial yang paling banyak digunakan untuk menyebarkan kampanye bermuatan SARA, hoaks, dan ujaran kebencian.

Tiga platform itu yakni aplikasi bertukar pesan Whatsapp, Facebook dan Twitter.

Hal ini disampaikan Anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty saat launching 'Pemetaan Kerawanan Pemilu dan Pemilihan Serentak 2024: Isu Strategis Kampanye di Medsos' seperti disiarkan langsung Youtube Bawaslu RI, Selasa (31/10/2023).

"Hasil pemetaan, Facebook, Whatsapp, Twitter adalah media sosial yang paling banyak digunakan dalam penyebaran kampanye baik yang bermuatan SARA, hoaks, dan ujaran kebencian," kata Lolly.

Ia memaparkan, pada banyak kasus, penyebaran dilakukan lewat postingan pada akun media Facebook, Whatsapp Grup, dan Twitter. Unggahan yang disebarkan berupa foto, video maupun link berita dan informasi yang ditambahkan dengan narasi tertentu.

Penyebarnya adalah akun-akun yang tidak terdaftar di KPU.

Lebih lanjut, Lolly menerangkan, TikTok tidak ada dalam data lantaran hasil pemantauan yang digunakan merujuk pada data peristiwa pemilu dan pemilihan sebelumnya.

"Tapi ke depan, TikTok juga perlu menjadi perhatian sehingga komitmen kita tercapai," katanya.

Adapun Lolly menjelaskan modus dari kampanye negatif di medsos diantaranya menyerang dan playing victim atau berpura-pura sebagai korban.

Hal ini bertujuan untuk mendapatkan dukungan, menyerang kompetitor, atau mendelegitimasi proses atau hasil pemilu.

"Mendapatkan dukungan, menyerang kompetitor atau delegitimasi proses atau hasil pemilu menjadi modus utama dalam kampanye di media sosial yang menggunakan politisasi SARA, hoaks, dan ujaran kebencian," ungkapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat