androidvodic.com

Perkara Keamanan Siber Perlu Dibahas Para Cawapres dalam Debat Kedua - News

News - Sektor ekonomi digital bakal menjadi satu di antara topik yang diangkat dalam debat kedua Pilpres 2024 pada Jumat (22/12/2023).

Dalam hal itu, perlunya para peserta debat yakni tiga calon wakil presiden (Cawapres) untuk menyampaikan strateginya terkait keamanan siber.

Pasalnya, keamanan siber dinilai menjadi suatu hal yang penting untuk mendukung ekonomi digital tersalurkan hingga ke masyarakat.

Pengamat Ekonomi Digital Heru Sutadi percaya, ketiga Cawapres, Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming dan Mahfud MD memiliki strategi masing-masing.

Dari ketiga sosok Cawapres, Gibran memiliki pengalaman dalam mengelola bisnis maupun anggaran dalam kapasitasnya sebagai Wali Kota Surakarta.

Baca juga: Siapkan Jurus Kuasai Debat Cawapres, Ini Dua Sosok Jago Ekonomi yang Jadi Mentor Cak Imin

“Cawapres tentu memiliki strategi dan pengalaman berbeda. Ini yang perlu dielaborasi, keberhasilan dan kegagalannya,” kata Heru, Rabu (20/12/2023).

Terkait dengan ekonomi digital, Heru mengatakan, potensinya sangat tinggi, namun keamanan sibernya rendah. “Potensi ekonomi digital kita tinggi, tapi tantangan juga besar.

"Bagaimana strategi kita bisa menjawab tentang infrastruktur internet broadband yang belum merata, keamanan siber dan keamanan data,” kata Heru.

Masih banyak terjadi kebobolan data pribadi, yang membuat konsumen atau masyarakat mereka tidak aman.

“Banyak data kita tersebar, banyak lembaga termasuk keuangan dan digital diretas,” imbuh Heru.

Perkara keamanan siber menjadi salah satu hal yang ingin didengar masyarakat dalam debat Cawapres mendatang, dengan agenda Ekonomi (Kerakyatan dan Ekonomi Digital), Keuangan, Investasi Pajak, Perdagangan, Pengelolaan APBN/APBD, Infrastruktur dan Perkotaan.

“Juga UMKM kita yang belum semua terdigitalkan. Itu beberapa yang ingin kita dengar dalam debat Cawapres mendatang,” sebut Heru.

Peluang dan tantangan ekonomi digital hari ini kian beragam. Ada yang mereguk sukses, ada juga yang berjibaku.

“Persoalan ekonomi digital juga menghadapi fase startup yang banyak gagal, PHK besar-besaran baik unicorn maupun decacorn,” ungkap Heru.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat