androidvodic.com

Isnawati Mimpi Dikejar Orang Sebelum Ditodong di Angkot - News

News, JAKARTA - Isnawati, perempuan berusia 40 tahun mendapat firasat buruk sebelum mengalami perampokan di angkot T25, Minggu (9/4) malam. Isnawati mengaku sempat mimpi buruk sebelum kejadian.

"Saya mimpi dikejar-kejar orang pada Kamis malam," ujar Isnawati kepada wartawan di rumahnya, Bintara, Bekasi (10/4/2017).

Menurut Isnawati, dirinya sudah enggan pergi pada hari nahas tersebut. Namun, niat itu diurungkan demi mengunjungi orangtua yang berada di Kampung Sumur, Jakarta Timur. Ia lalu naik angot T25 dari depan Stasiun Kendari Baru.

"Mau pergi keluar rumah pun pada hari itu udah malas-malasan, mungkin itu arti mimpi saya," tambah Isnawati.

Isnawati bersama Risma Oktaviani (25) menjadi korban perampokan di lampu merah Buaran, jalan I Gusti Ngurah Rai, sekitar pukul 19.00 WIB.

Hermawan, pelaku perampokan naik di depan kantor Perumnas III. Setelah naik di atas angkot, pelaku menodongkan sebilah pisau ke penumpang. Ia memaksa Isnawati danRisma Oktaviani (25) menyerahkan barang-barang berharga.

"Dia minta HP saya, saya kasih tapi dia minta barang-barang saya semua. Saya bilang ke dia kalau HP saya harganya mahal," ujar Isnawati.

Jawaban Isnawati membuat Hermawan naik pitam. Ia lalu meminta Isnawati diam dan tidak banyak bicara.

"Udah lo jangan banyak omong, kata dia gitu. 'Terus saya sahutin, saya bilang lu mau ambil barang gua semua ya udah bunuh gua sekalian, bunuh aja, bunuh gua'," urainya seraya mengaku berteriak meminta pertolongan.

Teriakan Isnawati membuat Hermawan panik. Sopir angkot pun ikut kaget atas teriakan Isnawati. Angkot yang tengah melaju pun berhenti. Tidak lama kemudian, Isnawati bergegas turun dengan cara meloncat dari angkot.

Anggota Satlantas Jakarta Timur, Aiptu Sunaryanto yang kebetulan melintas mendengar teriakan Isnawati. Ia menghentikan dan sejurus kemudian menyandarkan motornya. Menggunakan jaket kuning dan helm putih, Sunaryanto melihat angkot T25 lebih dekat.

Hasilnya, seorang perempuan yang tengah menggendong seorang balita disandera Hermawan di dalam angkot jurusan Rawamangun-Pulogadung.

Sunaryanto lalu menaruh helmnya di atap angkot. Ia bernegosiasi dengan Hermawan untuk segera mengakhiri aksinya tersebut. Bahkan, Sunaryanto menjanjikan pertolongan untuk Hermawan bila mengakhiri penyanderaan terhadap Risma dan anaknya.

Namun pertolongan Sunaryanto tidak digubris Hermawan. Hermawan justru memaki Sunaryanto dan memintanya mencarikan sopir angkot agar membawanya pergi menuju tol.

Tidak ingin Hermawan semakin kalap, Sunaryanto memuntahkan timah panas ke lengan kanan Hermawan. Sunaryanto lalu menyergap Hermawan. Hasilnya, Hermawan bisa dilumpuhkan dan Risma beserta anak berhasil diselamatkan.

Kapolres Jakarta Timur Komisaris Besar Andri Wibowo menuturkan, divisi psikologi Polres Jakarta Timur dan Polda Metro Jaya akan memberikan pendekatan psikologi terhadap korban perampakan di dalam angkot T25.

"Ya, nanti kita akan melakukan itu. Kan' kita ada divisi psikologi ya , di Polda maupun di Polres," ujar Andri.

Menurutnya, pendekatan psikologi dirasa perlu untuk menyembuhkan traumatik yang menimpa korban.

"Orang kena kejahatan itu kena traumatik. Apalagi yang seperti itu, dengan kekerasan, dengan pisau, dan sebagainya. Biasanya ini traumatik sehingga perlu pendekatan terhadap korban perlu, dengan pendekatan-pendekatan psikologi," ucapnya.

Hermawan sendiri merupakan residivis kasus pencurian kendaraan bermotor. Hermawan baru saja keluar dari lembaga pemasyarakatan Bulak Kapal, Bekasi. Hermawan menodong karena ingin menguasai barang berharga milik korban. Dia sempat meminta kalung, gelang, dan ponsel milik korbannya saat beraksi di dalam angkot. (fahdi fahlevi/dennis destriawan)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat