androidvodic.com

Pedagang Kaki Lima Siapkan Strategi Hadapi Kenaikan Harga BBM: Menaikkan Harga atau Kurangi Porsi - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

News, JAKARTA - Kenaikan harga BBM bersubsidi belum berpengaruh pada harga makanan yang dijajakan pedagang kaki lima.

Para pedagang kaki lima di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat, misalnya, masih menjual dagangannya dengan harga awal sebelum kenaikan harga BBM.

Wawan seorang pedagang bubur mengatakan dirinya masih menjual harga bubur Rp 12 ribu per porsi.

Alasannya harga beras belum naik.

“Masih, belum naik, harga ayam, bahan-bahan lainnya di pasar juga belum naik,” kata Wawan, Minggu (4/9/2022).

Baca juga: Tak Lagi Ada Antrean, SPBU Vivo di Kedoya Tampak Lengang Setelah Stok BBM Revvo 89 Habis

Ia mengatakan bila harga bahan-bahan dagangannya naik, mau tidak mau dia juga akan menaikan harga jual bubur.

Hanya saja bila menaikan harga jual, ia khawatir pembeli berkurang.

“Kalau tidak dinaikin kami untungnya dari mana, tapi kalau dinaikin takutnya sepi pembeli, serba salah buat pedagang kaya kami,” kata dia.

Sementara itu Andi, seorang pedagang Batagor di kawasan Binus mengatakan bila harga bahan jualan di pasar naik, ia akan mengurangi porsi jualan yang harganya Rp 13 ribu per porsi.

Baca juga: Apa Itu RON dalam BBM? Digunakan untuk Menentukan Jenis Bensin pada Kendaraan

“Biasanya kalau satu porsi isi 6, yang dikurangi jadi 5,” katanya.

Ia mengamu tidak mau terburu buru menaikan harga jualan karena takut sepi pembeli. Pasalnya pedagang serupa di wilayahnya cukup banyak.

“Kalau dinaikin harganya pembeli nanti beli di orang lain,” katanya.

Andi mengaku tidak tahu alasan pemerintah menaikan harga BBM.

Baca juga: Siapa Saja Penerima BLT BBM Rp 600 Ribu? Ini Daftarnya, Cek di cekbansos.kemensos.go.id

Hanya saja kata dia, kenaikan harga BBM biasanya akan mengerek harga-harga lainnya.

“Buat kami mas, kalau harga bensin naik, harga yang lain ikut naik, hidup tambah berat,” kata dia.

Ia berharap pemerintah dapat segera menurunkan harga BBM.

Apalagi menurutnya pembeli makanan kaki lima belum pulih setelah pandemi.

“Pembeli sekarang kan ga seramai dulu waktu belum ada Covid, ditambah lagi sekarang harga bensin naik, ya makin berat hidup kami,” katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat