androidvodic.com

Pedagang Pasar Tanah Abang: Toko Sepi Bukan Imbas TikTok Shop, Tapi Keengganan Penjual Ikuti Zaman - News

Laporan Wartawan News, Danang Triatmojo

News, JAKARTA - Pemerintah bakal membuat kebijakan yang memisahkan media sosial dengan e-commerce atau social commerce seperti TikTok Shop.

Hal ini bertujuan demi keadilan antara pelaku usaha online dan offline, serta kedaulatan data.

Tak bisa dipungkiri keberadaan e-commerce dan jejaring sosial berpotensi membantu meningkatkan penjualan UMKM di Indonesia.

Namun keberadaan TikTok Shop justru dianggap mematikan usaha UMKM, seperti para pedagang di kawasan Pasar Tanah Abang Jakarta.

Banyak pihak menyebut barang-barang impor membanjiri e-commerce dengan harga yang jauh lebih murah, bahkan cenderung tak masuk akal bagi pedagang offline.

Perbedaan harga dan kemudahan dalam berbelanja ini yang menggiring konsumen memilih belanja daring ketimbang offline seperti ke Pasar Tanah Abang.

Salah satu pedagang di kawasan Pasar Tanah Abang, Fauzan, justru menilai, sepinya pembeli lantaran saat ini banyak masyarakat lebih memilih berbelanja secara daring karena dianggapnya lebih simpel dan efisien.

“Kalau ada orang bilang bahwa Tanah Abang sepi gara-gara online. Nggak juga. Bukan kayak gitu masalahnya. Kalau dia merasa toko offline, ya dia harus belajar bisa online juga. Dia harus beralih juga ke online. Harusnya begitu," kata Fauzan, pedagang yang sudah 20 tahun berjualan di Tanah Abang, Selasa (26/9/2023).

Ia mengatakan sejumlah pedagang memang masih kukuh bertahan berjualan offline saja. Mereka kemudian melampiaskan lesunya penjualan ke pedagang lain yang menjalankan bisnis secara offline dan online.

"Menurut saya, orang yang mengeluh Pasar Tanah Abang sepi adalah pedagang yang masih pake mode berdagang tradisional. Sedangkan sekarang sudah zaman online. Nah, mereka ini yang masih bertahan di posisi offline," terang Fauzan.

Baca juga: Pedagang Pasar Tanah Abang Minta TikTok Shop Ditutup, Ini Kata Anggota DPR

Fauzan sendiri menyebut membuka banyak keran untuk bisnisnya. Ia mempertahankan tokonya di Tanah Abang, namun di sisi lain juga membuka toko online di rumahnya.

Menurutnya perilaku inovatif dan mengikuti perkembangan zaman yang seharusnya dilakukan oleh para pedagang tradisional.

"Saya juga begitu, ada toko offline di sini nih. Di rumah saya buat toko online. Hanya saja, menurut saya, yang mengeluh itu bagi orang yang nggak ngerti. Ini sudah waktunya online. Era-nya online. Sedangkan mereka mau bertahan di offline. Ya, seperti ini efeknya," tutup dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat