androidvodic.com

Cerita Pilu Juru Foto di Pantai Ancol: Tergerus Zaman, Darwin Sedih Ditolak Wisatawan Tanpa Kata - News

Laporan Wartawan TribunNews, Mario Christian Sumampow

News, JAKARTA - Seorang pria tua dengan kamera digital diselempang dan menggenggam beberapa cetakan foto tampak cekatan mewarkan jasa foto ke pengunjung di kawasan wisata Pantai Ancol, Jakarta Utara, Kamis (23/5/2024). 

Yah, pria tersebut bernama Darwin, yang sehari-hari wara-wiri menjual jasa pemotretan alias juru foto keliling di kawasan wisata tersebut.  

Sejak pagi, kaki dari pria berusia 60 tahun itu membawanya berkeliling kawasan Pantai Ancol untuk menawarkan jasa foto langsung cetak kepada para wisatawan

Tidak sedikit wisatawan yang menunjukkan gestur tanda menolak tanpa mengucapkan satu patah kata pun kepada Darwin saat ia menawarkan jasanya. 

Baca juga: Sumur Tua Telan Korban, Seorang Pria Terperosok dan Tewas, Tim Evakuasi Pakai Alat Bantu Pernapasan

Meski setelah itu Darwin melanjutkan langkahnya, ternyata siapa yang sangka penolakan itu menggores hati pria beranak tiga itu. 

“Cuma yang agak ini kalau bagi saya ya kalau saya tawarin, enggak disahuti orang itu di sini (hati) agak ini (sakit) sedikit,” ungkap Darwin kepada Tribunnews di kawasan Ancol di sela-sela waktu istirahatnya usai berkeliling, Kamis (23/5/2024). 

Darwin mengaku lebih senang jika orang-orang yang ia tawari jasanya itu menolak membalas ucapannya sembari berucap ketimbang hanya diam tanpa kata.

”Jadi, mending orang ngomong daripada diam. Sudah saya tawari ‘de, mau foto?’ Diam. Kita dilihat, tapi dia enggak mau ngomong. Kadang-kadang di sini agak ini dikit,” lanjut Darwin bercerita.

Baca juga: Libur Hari Raya Waisak, 28 Ribu Pengunjung Padati Taman Margasatwa Ragunan

Jelang sore, Darwin baru berhasil mencetak empat lembar foto. Jumlah ini tentu sedikit jika dibandingkan masa-masa sebelumnya ketika penggunaan kamera handphone di masyarakat belum semasif sekarang.

Beberapa tahun lalu, di waktu yang sama, Darwin dapat berhasil mencetak 50 lebih foto untuk jasanya yang dihargai 20 ribu rupiah per satu foto.

Namun, kini di tanggal merah pun dengan melonjaknya jumlah wisatawan dari hari biasa ternyata tidak cukup membantu jumlah pemasukan Darwin.

”Tanggal merah begini ya paling banyak 10 lembar dari pagi sampai sore. Kalau zaman dulu, jam-jam begini bisa dapat 50 foto. Karena Sekarang banyak orang pakai hp,” tuturnya.

”Hari ini baru empat lembar,” sambungnya dengan nada pilu. 

Baca juga: Viral 4 Wanita Merokok dan Minum Miras di Mapolres Sikka, Polisi: Bukan Pesta, Justru Sedang Mediasi

Pendapatan lebih biasanya didapat oleh pria yang berkediaman di kawasan Pademangan, Jakarta Utara ini ketika libur hari besar seperti Idulfitri atau akhir tahun. Namun tentu saja hasil yang diperoleh tidak dapat membantu banyak.

Darwin sudah bergelut 10 tahun di jasa yang ia tekuni ini. Ia belajar secara otodidak dengan teman-temannya. Usia senja dan sedikitnya pilihan pekerjaan lain jadi alasan Darwin untuk hidupnya terus berkutat dengan layar dan tombol-tombol kamera digital. 

“Karena enggak ada jalan lain lagi. Saya ini sudah tua, siapa yang mau pakai,” kata Darwin menutup percakapan lalu melangkahkan kaki kembali sembari berharap tetap tegar menghadapi penolakan saat ia menawarkan jasanya kembali. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat