Terduga Teroris Dari Keluarga Baik, Tapi Kurang Gaul - News
News, JAKARTA -- Warga Jalan Bambu Kuning Utara, RT 007/02 Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, dikagetkan oleh kedatangan sejumlah polisi, Selasa (30/5/2017).
Apalagi setelah mengetahui bahwa kedatangan tim Densus 88 dan tim Rajawali dari Polrestro Jakarta Timur itu untuk menggerebek rumah terduga teroris.
Mereka tidak menduga, pria penduduk setempat yang berinisial AS itu terduga teroris.
AS diduga terkait dengan pelaku aksi bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Rabu (24/5/2017) lalu, yakni Ahmad Sukri.
"AS ditangkap pukul 06.30 WIB," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto kemarin.
Setyo menyebut, AS merupakan orang yang sempat ditemui Ahmad Sukri.
Pertemuan AS dan Ahmad Sukri berlangsung satu hari sebelum bom meledak di Kampung Melayu.
Usai bertemu Ahmad Sukri, AS menyerahkan sepeda motornya kepada seorang perempuan bernama Nenih.
Nenih ini kemudian menyerahkan motor AS kepada R alias B, pria yang juga ikut diciduk Densus 88 di Cibubur pada Sabtu (27/5) lalu.
Bukan hanya AS yang ditangkap, Densus 88 kemarin juga menciduk BF alias I pada sekitar pukul 10.30 WIB.
BF ditangkap di rumah kontrakannya di Jalan Masjid 3 Cipayung, Jakarta Timur.
Sama seperti AS, BF juga kenal dengan Ahmad Sukri.
BF ini pula yang mengenalkan Ahmad Sukri kepada R melalui A.
"BF menyimpan motor yang dititipkan Ahmad Sukri kepada R alias B melalui saudara A," kata Setyo.
Terkini Lainnya
Bom di Kampung Melayu
Apalagi setelah mengetahui bahwa kedatangan tim Densus 88 dan tim Rajawali dari Polrestro Jakarta Timur itu untuk menggerebek rumah terduga teroris.
BERITA TERKINI
berita POPULER
Perkuat Ekosistem Inovasi Desa, Kemendes PDTT Gelar Teknologi Tepat Guna 2024
Usai SYL, Ini Daftar Antrean Penjabat Diduga Korup Divonis di Pengadilan Tipikor Jakarta
Saat Kaesang Berkeliling PRJ Bersama Sang Istri, Diserbu Pengunjung Minta Foto Bareng
Persiapan Nonton Spanyol vs Inggris, Saleh Husin Laga Pemanasan di Stadion UI
Kerugian Dugaan Mark Up Impor Beras Capai Rp2,7 T, Presiden Jokowi dan KPK Diminta Bertindak