androidvodic.com

Inilah 7 Kebijakan Menhan Prabowo Sepanjang 2020 - News

Laporan Wartawan News, Gita Irawan

News, JAKARTA - Juru Bicara Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, membeberkan tujuh kebijakan Prabowo sepanjang 2020.

Tujuh kebijakan tersebut antara lain terkait pertahanan rakyat semesta, penguatan industri pertahanan nasional, hingga cadangan logistik strategis untuk pertahanan negara. 

Sejak dilantik pada 23 Oktober 2019 oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pertahanan, kata Dahnil, Prabowo sudah kembali mengingatkan TNI dan publik  tentang pentingnya doktrin klasik pertahanan Republik Indonesia yakni Pertahanan Rakyat Semesta. 

Baca juga: Survei SMRC Sebut Prabowo Sulit Menang Jika Kembali Ikut Pilpres, Gerindra: Pilpres 2024 Masih Gaib

Konsepsi pertahanan rakyat semesta, kata Dahnil, mendapat saluran yang tepat, ketika UU 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara, disahkan oleh DPR RI, Undang-Undang tersebut mengatur tentang tiga agenda penting yakninBela Negara, Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung. 

Dahnil mengatakan yang menjadi perhatian khusus Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto adalah realisasi Komponen Cadangan (KOMCAD), yang tinggal menunggu persetujuan Presiden melalui Peraturan Pemerintah.

Baca juga: Soal Arief Poyuono yang Kini Lawan Prabowo, Najwa Shihab: Dulu Suka jadi Tidak Suka

"KOMCAD adalah agenda pertahanan rakyat semesta yang sangat penting untuk memperkuat pertahanan kita diseluruh bagian NKRI, memperkuat TNI dalam menjaga kedaulatan NKRI dari berbagai ancaman militer maupun nirmiliter yang bisa muncul kapan saja," kata Dahnil dalm keterangan tertulisnya pada Rabu (30/12/2020).

Selain itu, kata Dahnil, untuk menuju penguatan Industri Pertahanan Nasional yang lebih mandiri, Prabowo aktif menjajaki kerjasama Industri Pertahanan dengan berbagai negara-negara produsen yang potensial, dan punya komitmen nyata melakukan alih teknologi dengan industri pertahanan nasional. 

"Selain itu, penguatan BUMN Pertahanan seperti Pindad, Dahana, PTDI, PTPAL dan lain sebagainya dilakukan semaksimal mungkin, BUMN-BUMN tersebut menjadi produsen utama alutsista-alutsista yang bisa dan mampu diproduksi di dalam negeri. Mulai dari produksi ranpur, randis, peluru dan lain sebagainya," kata Dahnil.

Baca juga: Arief Poyuono: Saya Belum Dipecat dan Menunggu Pemecatan dari Pak Prabowo

Ketiga, kata Dahnil, Prabowo juga menempatkan industri pertahanan dalam negeri sebagai prioritas utama dan pertama untuk seluruh alutsista-alutsista yang bisa diproduksi oleh industri pertahanan dalam negeri.

Selain itu, kata dia, juga kerjasama dengan negara-negara produsen yang memiliki komitmen untuk alih teknologi untuk alutsista yang belum bisa diproduksi oleh indutsri pertahanan dalam negeri. 

"Tentu upaya untuk mendapatkan alutsista yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhan pertahanan Indonesia dilakukan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto," kata dia. 

Keempat, kata Dahnil, Prabowo juga aktif mengisi ruang diplomasi pertahanan RI, terkait dengan dinamika Geopolitik dan Geostrategis. 

Menurutnya Prabowo berkomitmen memastikan posisi Indonesia yang bebas aktif, serta tidak terlibat dalam pakta pertahanan/militer mana pun. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat