androidvodic.com

Soal Bentrok Kopassus-Brimob, Panglima TNI Koordinasi dengan Polri untuk Lakukan Proses Hukum - News

News - Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa menanggapi peristiwa bentrokan antara prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dengan personel Brimob di Tembagapura, Timika, Kabupaten Mimika, Papua.

Bentrokan disebabkan adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak yang berujung cekcok.

Kesalahpahaman itu berkaitan dengan adanya transaksi jual-beli rokok.

Untuk itu, Jenderal Andika Perkasa meminta semua oknum TNI yang diduga terlibat dalam peristiwa ini diproses hukum.

"Pusat Polisi Militer TNI bersama-sama dengan Pusat Militer TNI AD sedang lakukan proses hukum terhadap semua oknum anggota TNI yang terlibat dalam dugaan tindak pidana di Timika tersebut," kata Andika, dikutip News dari Kompas.com, Selasa (30/11/2021).

Baca juga: Kadispenal Sebut Oknum Marinir dan Raider TNI yang Terlibat Baku Hantam di Batam Telah Didamaikan

Ia juga mengungkapkan, saat ini sudah berkoordinasi dengan Polri untuk melakukan proses hukum terhadap oknum anggota Polri yang terlibat.

"TNI juga sudah lakukan koordinasi dengan Polri untuk lakukan proses hukum terhadap oknum anggota Polri yang terlibat dalam dugaan tindak pidana di Timika tersebut," ucap mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini.

Tangkap layar bentrokan Kopassus dan Brimob.
Tangkap layar bentrokan Kopassus dan Brimob. (Istimewa)

Sementara itu, Komisioner Kompolnas, Albertus Wahyurudhanto, mengungkapkan adanya ketersinggungan antara kedua belak pihak dalam kasus bentrokan Kopassus dan Brimob.

Sehingga, ia menilai perlu adanya keseriusan dari para komandan terhadap jajarannya untuk mencegah konflik. 

"Dalam pandangan kami memang harus ada keseriusan dari para Komandan, garis komando masih sangat kuat, disamping tadi ada namanya semangat jiwa korsa," katanya, dikutip News dari kanal YouTube Kompas TV, Selasa (30/11/2021).

Mengenai adanya kesalahpahaman karena persoalan jual beli rokok, Albertus Wahyurudhanto hanya persoalan emosi.

Kini, ia menyebut, kondisi sudah normal.

"Sebenarnya persoalan emosi yang tersurut karena adanya terkesinggungan yang kemudian berkembang ke institusi."

"Sudah saatnya, level yang tinggi memberikan supporting ke para anak buahnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat