androidvodic.com

Pengamat Maritim: Pembangunan atau Perluasan Pelabuhan di Batam Lebih Tepat Sasaran - News

Laporan Wartawan News, Eko Sutriyanto

News, JAKARTA - Pemerintahan Presiden Joko Widodo terus membenahi infrastruktur pelabuhan. Pembenahan ini boleh jadi sejalan dengan program Poros Maritim yang dicanangkan orang nomor satu Indonesia itu pada tahun 2015 lalu.

Kualitas pelabuhan dengan pengaturan manajemen yang baik akan mampu mendongkrak perekonomian Indonesia.

Untuk mewujudkan itu pemerintah melalui Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menkomarinves) Luhut Binsar Pandjaitan berkunjung ke lokasi yang diwacanakan menjadi pelabuhan baru di Batam pada hari Senin, (24/1/2022).

Baca juga: Tol Laut Resmi Beroperasi di Sula, KM Kendhaga Nusantara Sandar Perdana di Pelabuhan Malbufa

Lokasi pelabuhan terletak di Tanjung Pinggir, Kecamatan Sekupang, Kota Batam, Kepulauan Riau.

Rencana pemerintah untuk memperluas pelabuhan di Batam berdasarkan rencana gambar dari Batam New International Port, area datar pelabuhan luasnya 94 hektare, akan ditambah luasnya melalui reklamasi yang mencapai 236 hektare tersebut mendapat tanggapan dari Pengamat Maritim Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa.

Baca juga: Dukung Gelaran MotoGP Mandalika, Kemenhub Siapkan Pelabuhan Berstandar Kapal Pariwisata

"Wacana pembangunan pelabuhan di Batam itu sesuai dengan program Indonesia menuju Poros Maritim Dunia yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi sendiri yang terdiri dari lima pilar dimana di dalam pilar yang ketiga menyebutkan komitmen mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, pelabuhan laut, logistik, dan industri perkapalan, serta pariwisata maritim. Langkah yang dilakukan oleh Pemerintah ini sepatutnya mendapat apresiasi dari kalangan dunia maritim di Indonesia," kata Capt. Hakeng dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis (27/1/2022).

Pembangunan atau perluasan pelabuhan di Batam dirasa lebih tepat sasaran mengingat fakta sejarah, sejak dulu jalur pelayaran di Selat Malaka atau Selat Sumatera tersebut telah menjadi perlintasan kapal dari dunia.

"Jadi bisa dikatakan poros maritim dunia yang sesungguhnya sudah ada dan sudah terbentuk yakni Selat Sumatera atau Selat Malaka," jelas Capt. Hakeng.

Hakeng menilai perkembangan pembangunan pelabuhan di Indonesia dapat dikatakan relatif baik, karena dalam masa lima tahun belakangan ini ada beberapa pembangunan pelabuhan baru dan perombakan pelabuhan lama.

"Hal itu membuat pertumbuhan terhadap kapasitas tampung pelabuhan di Indonesia khususnya untuk kegiatan penanganan kontainer relatif bertambah besar," kata Hakeng.

Pembangunan Pelabuhan Batam menjadi lebih besar diharapkan mampu bersaing dengan pelabuhan lain yang lebih dulu ada di Selat Sumatera seperti Port Klang, Singapura dan Tg Pelepas, Malaysia.

Dan perkiraan Menko Marves perluasan pelabuhan itu akan mampu menekan ongkos logistik di Indonesia yang saat ini 23 persen menjadi 17 persen.

"Keinginan tersebut tentunya harus dapat diikuti pula dengan ketersedian jumlah armada kapal nasional yang harus siap bertambah. Selain itu harus ada dukungan dan aturan bea masuk dan keluar yang berpihak pada pengusaha logistik yang nantinya berujung kepada harga yang tetap kompetitif bagi konsumen," ujar salah satu dewan pengurus dan pendiri Perkumpulan Ahli Keamanan dan Keselamatan Maritim Indonesia (AKKMI) ini.

Sebagai salah satu negara kepulauan dan/atau maritim terbesar di dunia, peran pelabuhan sangatlah penting untuk menunjang kegiatan ekonomi dan bisnis, distribusi barang dari daerah/kota di satu pulau ke daerah/kota di pulau lainnya hampir pasti dilakukan melalui pelabuhan.

Sehingga peran pelabuhan untuk pengembangan wilayah dan pembangunan ekonomi sangatlah besar perannya.

Keberadaan pelabuhan termasuk pengelolaannya sesuai dengan standar internasional baik dari sisi produktivitas, keselamatan, keamanan maupun tarif yang dikenakan kepada pengguna jasa.

Regulasi dan semua aturan turunannya yang menyangkut pengelolaan pelabuhan harus dibuat dengan tujuan agar distribusi barang lancar, efektif dan efisien yang dapat dirasakan oleh semua stakeholder dan atau semua pihak yang berkepentingan dengan pelabuhan.

"Yang menjadi tantangan kita semua adalah bagaimana meningkatkan pertumbuhan volume barang yang akan didistribusikan lewat pelabuhan yang dibangun tadi sehingga investasi pembangunan pelabuhan atau terminal tadi, dari sisi bisnis dapat menghasilkan return sesuai dengan yang diharapkan. Konsep Ship’s follow the trade ataupun sebaliknya harusnya dijadikan kombinasi yang saling menopang guna menarik minat investor tersebut,' katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat