androidvodic.com

Pimpinan Komisi III DPR Minta Polisi Prioritaskan Kepentingan Korban KSP Indosurya - News

Laporan Wartawan News, Chaerul Umam

News, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Fraksi Partai NasDem Ahmad Sahroni, mengapresiasi penyidik Bareskrim Polri yang telah menangkap sejumlah petinggi Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Indosurya.

Dia menilai saat ini Polri sangat serius dalam mengungkap berbagai kasus yang berkaitan dengan investasi bodong, termasuk yang diduga melibatkan KSP Indosurya.

"Saya ingin menyampaikan apresiasi kepada Polri karena ditengah banyaknya kasus penipuan investasi atau investasi bodong ini Polri dapat mengungkap dan menangkap para oknum satu-persatu dengan sangat baik," katanya dalam keterangan yang diterima, Selasa (1/3/2022).

Dia juga meminta agar Polri bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kejaksaan juga membantu menuntaskan nasib para nasabah KSP Indosurya yang telah dirugikan.

"Harus ada pengembalian dana yang diberikan kepada para korban. Untuk kasus ini saja tidak tanggung-tanggung kerugiannya, mencapai belasan triliun rupiah, tentu angka yang sangat fantastis," ujarnya.

Lebih lanjut, Sahroni menilai perlu kerja sama antarlembaga dalam menuntaskan kasus tersebut, terutama dalam pengembalian kerugian para korban.

Dia juga mendorong Bareskrim Polri berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung, OJK, maupun PPATK untuk kelanjutan penanganan kasus itu.

Baca juga: Kemenkop UKM Apresiasi Upaya Penyelesaian Kewajiban oleh KSP Indosurya

"Sehingga ada titik terang bagi para korban yang selama ini sudah ditipu dan dirugikan," pungkasnya.

Sebelumnya, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menangkap sejumlah petinggi Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Indosurya. 

Dir Tipideksus Bareskrim Polri, Brigjen Whisnu Hermawan pun membenarkan penangkapan itu.

Disebutkan ada tiga petinggi KSP Indosurya yang ditangkap dan telah ditahan di Rutan Bareskrim Polri.

Baca juga: Bareskrim Koordinasi dengan Kejagung Soal Kelanjutan Penanganan Kasus Indosurya

Adapun sejauh ini, total keseluruhan investor diduga mencapai 14.500 orang dengan nilai kerugian mencapai Rp15,9 triliun.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat