androidvodic.com

Syahganda Nainggolan Sebut Gelombang Aksi Mahasiswa Akan Dibanjiri Dukungan - News

Laporan Wartawan News, Chaerul Umam

News, JAKARTA - Tokoh Alumni Mahasiswa ITB era 80-an sekaligus pegiat demokrasi Syahganda Nainggolan, memperkirakan aksi demo mahasiswa akan terus membesar di antara upaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempertahankan kekuasaannya bersama rezim ini.

Bahkan, aksi barisan mahasiswa ini akan bergulir dengan dibanjiri dukungan pihak lain seperti rakyat secara umum termasuk elemen lain.

"Mahasiswa sudah tidak percaya dengan Jokowi yang mereka juluki sebagai king of lip service. Jadi, semakin lama Jokowi bertahan akan semakin banyak mahasiswa yang tidak suka untuk turun bergerak," kata Syahganda, sebagaimana dikutip dari keterangannya, Minggu (10/4/2022).

Pernyataan Syahganda tersebut sekaligus menjawab pertanyaan mengenai respons mahasiswa terhadap pernyataan Jokowi agar para menteri tidak lagi berbicara mengenai penundaan (pemilu) dan perpanjangan (jabatan) presiden.

Menurut Syahganda, banyak alasan yang membuat mahasiswa kehilangan kepercayaan kepada Jokowi akibat banyak terjadi kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan pernyataan Jokowi sendiri.

"Salah satu contoh mengenai statemen Jokowi akan memperkuat KPK, yang kemudian justru berbeda tidak sebagaimana diharapkan oleh publik," ucap Syahganda.

Baca juga: Batal Aksi ke Istana Beralih ke DPR, BEM SI: Kami Ingin Kawal Konstitusi Berjalan dengan Baik

Karena itu, kaga Syahganda, semakin lama Jokowi bertahan dalam kekuasaan akan semakin banyak mahasiswa yang bersikap antipati hingga tidak menyukainya dan mewujudkannya dalam aksi demo di lapangan.

"Dengan demikian demo mahasiswa akan terus membesar dan tidak dapat dibendung lagi oleh rezim ini," ujarnya.

Terkait aksi saat ini yang akan terus membesar, Syahganda mengemukakan mahasiswa kini semakin menunjukkan sikap konsistennya yang anti terhadap establishment, guna melawan ketidak adilan pemerintahan Jokowi yang memang tidak bisa diharapkan oleh mahasiswa untuk berkiblat secara demokratis dan pro rakyat.

"Mahasiswa melawan karena Jokowi mau menjabat terus, utamanya dengan upaya perpanjangan jabatan hingga 3 periode," tutur Syahganda.

Sementara mahasiswa, lanjut Syahganda, menolak cara-cara Jokowi yang merasa ingin terus berkuasa secara powerful bahkan dengan mengamandemen UUD 1945 untuk memperpanjang masa kekuasaannya.

Baca juga: Batal Geruduk Istana, BEM SI Alihkan Massa Mahasiswa ke Gedung DPR RI Besok

Sekalipun Jokowi sudah melarang menterinya bicara isu mempertahankan dan memperpanjang jabatannya, ujar Syahganda, mahasiswa tetap tidak percaya karena tidak ada pernyataan tegas yang langsung disampaikan Jokowi  bahwa dia tidak akan memperpanjang masa jabatannya.

Dalam aksi kali ini, Syahganda melihat mahasiswa juga menunjukkan keprihatinannya atas penderitaan rakyat yang semakin dalam akibat kenaikan harga kebutuhan pokok serta kenaikan harga-harga lain yang tidak rasional dan cenderung ugal-ugalan.

"Jadi, sudah bertemu isu kultural (identitas maupun isu korupsi dan demokrasi) dengan isu struktural (masalah ekonomi). Inilah beban bangsa yang akan dibawa oleh mahasiswa beserta rakyat," kata Syahganda.

Di sisi lain, terhadap kemungkinan sikap represif aparat dalam menghadapi aksi unjuk rasa mahasiswa, Syahganda mengungkapkan, elemen mahasiswa tidak akan pernah takut menghadapi risiko baik berupa kebrutalan aparat di lapangan maupun yang bersifat ancaman, karena mahasiswa adalah kaum muda yang semangatnya tinggi di samping fisiknya kuat.

Baca juga: H-1 Demo Mahasiswa 11 April, Presiden Jokowi Tegaskan Tak Mau Lagi Ada Spekulasi Penundaan Pemilu

Syahganda mengingatkan pula, di Indonesia hanya ada 3 kekuatan masyarakat yang punya hak historis dalam mengklaim benar tidaknya arah perjalanan bangsa, yakni ulama, rakyat yang meliputi kaum buruh, tani, atau nelayan, sedang benteng utama atau kekuatan terakhir adalah mahasiswa.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat