androidvodic.com

Soal Pengurangan Karyawan, Ini Penjelasan Dirut Asuransi Jasindo - News

Laporan Wartawan News, Willy Widianto 
 
News, YOGYAKARTA – PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo menjawab kabar yang beredar belakangan ini terkait pengurangan karyawan.

Jasindo menegaskan apa yang dilakukan mereka saat ini adalah melakukan transformasi di tubuh perusahaan. 

Transformasi ini diyakini akan membuat perusahaan mampu menjawab tantangan pasar asuransi umum ke depannya.

Menurut Direktur Utama Asuransi Jasindo, Andy Samuel, ada tiga poin yang difokuskan perusahaan terkait transformasi ini sumber daya manusia (SDM), model bisnis, dan digitalisasi.

Terkait SDM, Andy mengaku akan mencetak SDM Jasindo sebagai enebler yang menjembatani korporasi dengan produk asuransi.

Baca juga: Jasindo Lakukan PHK, Staf Khusus Erick Thohir: Mereka Transformasi SDM, Tawarkan Pensiun Dini

 “Sehingga peran SDM cukup penting, karena menjadi fasilitator yang harus paham betul kondisi proteksi yang diharapkan oleh korporasi,” kata Andy saat Media Gathering Jasindo di Yogyakarta, Sabtu(19/11/2022) malam.

Ia melanjutkan, saat ini sekitar 70 persen industri asuransi umum di Indonesia bermain dengan produk yang sama, disitulah SDM menjadi kunci. Karena SDM Jasindo akan memberikan value proposition untuk perusahaan.

 
Andy meyakini, profil risiko di setiap nasabah berbeda-beda. Terlebih yang disasar adalah korporasi.

“Sehingga, nantinya SDM Jasindo akan membantu mereka terkait program risk management mereka,” ujarnya.

Nilai tambah inilah yang ke depannya akan menjadi layanan yang diberikan Asuransi Jasindo. Tak sampai di situ, perusahaan juga akan memberikan program mitigasi risiko dan program valuasi.

Untuk mencetak SDM tersebut, perusahaan akan mengembangkan kompetensi karyawan. Dulu, kompetensi mayoritas fokus di back office sisanya baru di bisnis. Kini akan dibalik, komposisi bisnis akan menjadi dominan dan sisanya baru back office.

Terkait model bisnis, Asuransi Jasindo yang tergabung dalam Indonesia Financial Group (IFG) akan memberikan penawaran produk yang menarik terhadap konsumennya. 

Menurut Andy, kebanyakan perusahaan asuransi itu push product. Di mana kebanyakan perusahaan menawarkan produk yang sama. Hasil akhir, perusahaan asuransi tahu kebutuhan nasabah dalam konteks risiko dan cara mitigasinya, kemudian membuatnya menjadi produk asuransi. Di poin inilah Andy akan melakukan shifting.

“Ke depannya, nasabah Jasindo akan mengetahui mitigasi risikonya, sehingga nasabah bisa memilih asuransi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Ini menjadi nilai lebih dari Jasindo,” katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat