androidvodic.com

Jenderal Andika Dinilai Berpeluang Gabung Kabinet Usai Pensiun, Tapi Lebih Menarik Terjun ke Politik - News

Laporan Wartawan News, Gita Irawan

News, JAKARTA - Pengamat Militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai ada kemungkinan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa bergabung lagi ke Kabinet Indonesia Maju setelah pensiun.

Apalagi, kata Fahmi, jika melihat bahwa dua dari tiga mantan Panglima TNI sebelum Jenderal Andika juga berada di kabinet. 

Namun demikian, soal seberapa besar kemungkinannya ia tidak bisa berandai-andai.

Hal tersebut, kata Fahmi, pertama karena soal hak prerogatif Presiden. 

Kedua, kata dia, juga menyangkut peluang terjadinya reshuffle kabinet. 

"Saya kira geser menggeser formasi kabinet bukanlah perkara mudah. Komunikasi perlu dibangun sebelumnya, apalagi jika yang akan diganti merupakan representasi kekuatan politik. Dan ini bisa memakan waktu cukup panjang," kata Fahmi ketika dihubungi News pada Minggu (4/12/2022).

Menurutnya, ada sejumlah posisi yang menurutnya relevan dan ideal diduduki Andika di kabinet mengingat kompetensinya sebagai tentara.

"Semisal Menkopolhukam, Menhan, atau Kepala BIN. Jika melihat 'chemistry' dengan Presiden, posisi Kepala Staf Presiden bisa saja diisi oleh Andika," kata Fahmi.

"Selain itu, jika mencermati kiprah Jenderal Andika selama ini, terutama pengalaman kehumasan dan  pengelolaan ruang digitalnya, posisi Menkominfo juga layak untuk Andika," sambung dia.

Namun demikian, di sisi lain menurutnya akan lebih menarik apabila Andika memilih terjun ke kancah politik sebagai capres atau cawapres.

Baca juga: Pengamat Yakin Andika Perkasa Bisa Jadi Cawapres Anies Baswedan Karena Dekat dengan SBY

Hal itu, lanjut dia, mengingat Andika memiliki popularitas dan jejaring yang sudah terbangun selama ini.

"Justru dengan modal popularitas dan jejaring yang sudah terbangun selama ini, saya kira akan lebih menarik jika Jenderal Andika memilih terjun ke kancah politik dan ikut berkontestasi untuk meraih tiket sebagai capres atau cawapres di Pemilu 2024," kata Fahmi

"Tanpa harus mengisi formasi kabinet yang sedikit banyak bisa membatasi keleluasaan bermanuver," sambung dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat