androidvodic.com

Progres Pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi Capai 93 Persen, Tahun Ini Ditargetkan Rampung - News

News, JAKARTA - Direktur Sungai dan Pantai Ditjen Sumber Daya Alam Kementerian PUPR RI, Bob Arthur mengatakan, pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi, Jawa Barat, hampir selesai dibangun.

Bendungan tersebut akan menjadi bendungan kering pertama di Indonesia untuk pengendalian banjir.

“Pembangunan bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi telah mencapai 93 persen dan diharapkan pada tahun ini selesai dikerjakan," kata Bob Arthur dalam keterangannya, Jumat (9/12/2022).

Dikatakannya bendungan ini akan menjadi suatu sistem yang terintegrasi untuk mengendalikan banjir di jakarta dengan fungsi mereduksi banjir di Sungai Ciliwung sebesar 11,9 persen debit air.

Tak hanya di Ciawi, Ditjen SDA juga membangun pengendalian banjir di Kota Semarang.

Baca juga: Menteri PUPR Targetkan Bendungan Ciawi Rampung Juli 2021

"Sebab, di kota itu banjir terjadi bukan hanya dari luapan air sungai namun juga diakibatkan oleh rob dari laut," katanya.

Dalam menangani banjir di Kota Semarang, Ditjen SDA memiliki Bendungan Jatibarang yang dapat menampung 20,4 juta meter persegi, Kanal Banjir Barat sepanjang 4,71 Km, Kanal Banjir Timur 14,7 Km, dan Tanggul Laut terintegrasi jalan tol Semarang-Demak sepanjang 6,6 Km.

Terdapat dua paket pembangunan pengendalian banjir dan rob Semarang Demak.

Paket pertama terdiri dari Normalisasi Sungai Babon, Normalisasi Sungai Sayung dan Perbaikan Drainase Ngepreh.

Baca juga: Rampung Juli 2021, Bendungan Ciawi Bisa Kurangi Banjir Jakarta

Untuk paket kedua meliputi Kolam Retensi serta Sistem Polder dan Pompa.

Dalam pengendalian banjir dan rob di kawasan Tambak Lorok yang telah memasuki Tahap II, Ditjen SDA mengerjakan Tanggul Pantai dan Sistem Polder dengan panjang tanggul rob 2,187 meter dan Kolam Retensi seluas 0,69 Ha.

Sejak tahun 2015 hingga saat ini, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI telah melakukan pembangunan 38 bendungan, 2.972 Km pengendali banjir dan pengaman pantai dan 471 Km pengendali sedimen.

Pembangunan berbagai infratruktur mengendalikan banjir dilakukan sebagai upaya pencegah.

Sekedar informasi kondisi banjir di Indonesia saat ini semakin meningkat yang disebabkan oleh perubahan iklim global dan perubahan Daerah Aliran Sungai (DAS).

Menurut data yang diperoleh dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga bulan Oktober 2022 terdapat 1246 kejadian banjir yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Ancaman bencana hidrometeorologi yang meliputi DAS, siklus hidrologi dan temperatur, angin dan kelembaban udara dapat menyebabkan banjir, kekeringan dan perubahan iklim.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat