androidvodic.com

Ary Ginanjar : Untuk Mencapai Misi 2045 Butuh SDM yang Agility dan Sanggup Hadapi Berbagai Perubahan - News

Laporan Wartawan News, Toni Bramantoro 

News, JAKARTA - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Tahun 2023 dengan menggandeng Founder ESQ Group Ary Ginanjar Agustian untuk bicara soal Transformasi ASN BerAKHLAK.

Rakornas yang bertajuk Kolaborasi ASN Unggul Mewujudkan Visi Nasional dan Daerah itu digelar di Ballroom Flores, Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (5/6/2023).

Dalam pemaparannya, Ary menegaskan bahwa dalam rangka membangun percepatan pengembangan kompetensi ASN, BPSDM Kemendagri seharusnya tidak hanya bicara soal anggaran atau sistem, namun merancang tentang kualitas ASN agar memiliki core values BerAKHLAK.

"BPSDM jangan hanya bicara soal strategi, anggaran, sistem, namun bicara mengenai ASN adalah bicara manusia-manusianya. Berbicara mengenai manusia sesungguhnya bicara tentang perilaku manusia, maka dari itu presiden RI meluncurkan core values BerAKHLAK," ujar Ary.

BerAKHLAK adalah Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.

Apalagi, menurutnya, pada kondisi saat ini yang sedang mengalami guncangan VUCA, yaitu perubahan terjadi begitu cepat, kehidupan penuh dengan ketidakpastian, dan aturan yang dibuat begitu banyak sehingga menjadi kompleks serta penuh ambigu.

Baca juga: Tingkatkan Kualitas SDM, Ditjen Hubla Turut Serta Diklat PPNS 400 Jam Pembelajaran

Maka diperlukan fondasi yang kokoh untuk mempertahankan ASN dan Indonesia guna mencapai visi Indonesia Emas 2045, yaitu dengan memiliki core purpose (tujuan-tujuan dasar) dan core values (nilai-nilai dasar).

“Yang kita butuhkan SDM yang agility, sanggup menghadapi berbagai perubahan. Change agility, mental agility, people agility, learning agility, dan result agility,” imbuh Ary.

Merujuk dalam Permenpan nomor 38 Tahun 2017, ada tiga standar kompetensi ASN yakni kompetensi teknis, manajerial, dan sosio kultural. Ary menuturkan bahwa kompetensi, skill, dan knowledge berperan 30 persen. Sedangkan attitude memiliki kontribusi besar 70% untuk dikenal sebagai moral dan perilaku yang saat ini digunakan sebagai core values BerAKHLAK.

Namun ketika ditemukan ASN bermasalah, yang diubah dan diperbaiki hanyalah peraturannya. Padahal kesalahan tersebut ada dalam pelaksanaan tugas ASN. Untuk itu, yang harus dibangun adalah kompetensi sosio kultural.

Karena sesungguhnya jika bicara teknis, kompetensi tersebut bisa sangat mudah ditemukan di internet. Untuk memiliki kompetensi manajerial atau yang disebut dengan agility dan kemampuan mengelola SDM juga masih dirasa mudah ditemukan dalam kanal internet.

"Tapi yang sulit adalah membangun kompetensi sosio kultural. Kapasitas yang mana ini bukanlah skill, melainkan kapasitas hati, keluasan hati. Ini yang seharusnya menjadi fokus kita," tutur Ary.

“Sudah jelas apa yang telah dibuat oleh Permenpan mengenai tiga kompetensi. Maka kita fokuskan terlebih dahulu untuk kompetensi sosio kultural yakni kapasitas, kemudian kompetensi manajerial yaitu agility, dan terakhir barulah kompetensi teknis.” tandasnya.

Pada kesempatan itu, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono juga berkesempatan hadir dan memberikan sambutan dihadapan 135 peserta Rakornas.

"Dengan bangga pagi ini rekan-rekan BPSDM berkumpul di DKI Jakarta yang kami harapkan dapat menjadi tulang punggung dalam menjalankan pemerintahan di Indonesia. Semoga Rakornas BPSDM ini dapat menyongsong Indonesia Emas 2045," ujar Heru.

Selain itu, Wakil Kemendagri John Wempi Wetipo menyebut bahwa peran BPSDM sangat penting untuk kemajuan bangsa Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045.

“Indonesia performa dalam kancah global perlu ditingkatkan melihat dari daya saing yang rendah. Dan peningkatan global ini banyak bergantung kepada sumber daya manusia. Yang menjadi perhatian khusus BPSDM," ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat