androidvodic.com

Film Dokumenter Indonesia Tampil pada Konferensi Perubahan Iklim PBB di Dubai - News

Laporan wartawan News, Fahdi Fahlevi

News, JAKARTA - Film dokumenter karya sineas Indonesia, Ahsania AR Aghnetta, tampil pada Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim (COP28 UNFCCC) di Dubai yang berlangsung dari 30 November – 2 Desember.

Film yang tampil itu berjudul “Degayu: Against the Shore berkisah tentang komunitas pesisir di kelurahan Degayu, Pekalongan, Jawa Tengah.

Permukiman di sana telah terendam secara permanen sejak 2017 dan menurut proyeksi, pada 2035 akan terbengkalai dan perlahan tenggelam karena naiknya permukaan laut dan penurunan tanah.

"Dampak perubahan iklim seperti kenaikan permukaan laut, banjir dan kekeringan secara telak merusak ekosistem dan menghantam penduduk paling miskin dan rentan, terutama di pulau-pulau kecil, daerah pesisir, kota-kota besar, dan pegunungan tinggi," ujar Ahsania melalui keterangan tertulis, Senin (11/12/2023).

Dalam film itu masyarakat Degayu sedang berjuang, beradaptasi  dengan keadaan, serta membuktikan bahwa mereka dapat membangun daya tahan menghadapi krisis iklim.

Ahsania mengungkapkan Degayu mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh area pantai di seluruh dunia.

Film ini ditampilkan dan didiskusikan di Paviliun Indonesia, Monash Pavilion, Civil Society Hub, serta acara gabungan YOUNGO (konstituensi pemuda untuk UNFCCC), ICLEI, dan Care About Climate.

"Adapun pemutaran film dan diskusi “Degayu: Against the Shore di COP28 Dubai,” dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan PT Pertamina," ucapnya.

Film ini, menurutnya, membuka mata terhadap tantangan yang akan kita hadapi di masa depan jika tidak segera berubah.

Diproduksi oleh ClimArt, gerakan Youth Climate Reality Leaders, film ini merupakan gabungan seni dan aksi iklim yang menargetkan hati masyarakat, khususnya generasi muda.

Ahsania berharap para pembuat film dan aktivis seni menggunakan kreativitas mereka untuk menyuarakan penderitaan komunitas yang terlupakan.

"Dengan pendekatan dokumenter ekspositori dan poetik, film ini menyatukan fakta dan emosi, diperkaya dengan soundtrack orisinal, ciptaan pemuda lokal di Pekalongan, yang menambah nuansa emosional dalam menghadapi krisis iklim," ujarnya.

Pada pembukaan Konferensi Perubahan Iklim PBB di Dubai, para delegasi sepakat untuk secara formal membentuk sebuah dana untuk kerugian dan kerusakan.

Baca juga: Ini Analisis Pakar Ekonomi Setelah Pertamina Berhasil Raih Peringkat Pertama ESG Dunia

Dana ini bertujuan memberikan dukungan kepada negara-negara yang sangat terdampak oleh perubahan iklim.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat