androidvodic.com

Perjuangan Korban Tewas Bus Maut di Subang, Jadi Kuli Angkut Pasir Demi Bayar Study Tour Rp 800 Ribu - News

News, JAKARTA - Terselip satu kisah pilu di balik suasana duka yang menyelimuti keluarga korban kecelakaan bus rombongan siswa SMK Lingga Kecana Depok.

Sejumlah korban tampak dimakamkan berdampingingan dalam satu lokasi yakni di Taman Pemakaman Umum Islam (TPUI) Depok.

Saat jenazah Mahesya Putra tiba di pemakaman, langsung disambut sejumlah petugas penggali kubur.

Mereka membuka keranda yang berisi jasad korban untuk segera dikebumikan.

Sebelum diturunkan ke liang lahat, jasad korban yang sudah terbungkus kain kafan itu terlebih dulu dibaringkan di samping kuburannya.

Beberapa petugas serta perwakilan keluarga tampak ikut turun ke liang lahat untuk menyambut jasad korban dari pusara tempat peristirahatan terakhir Mahesya Putra.

Setelah lantunan adzan berkumandang, petugas penggali kuburpun langsung menutup jasad yang sudah dibaringkan di liang lahat menggunakan bambu dan langsung menguruknya dengan tanah.

Ternyata, perjuangan Mahesya Putra untuk ikut acara perpisahan di sekolahnya bukanlah hal yang mudah.

Demi tak mau memberatkan orangtuanya, siswa SMK ini rela jadi kuli pengangkut pasir demi dapat uang untuk membayar cara perpisahan sekolah senilai Rp 800 ribu.

Mahesya tak sendirian, bersama temannya yang juga sekolah ditempat yang sama memilih menjadi kuli pasir.

"Dia (Dimas) tuh jadi kuli pasir sama temannya (Mahesya)," kata Mariah, Uwa Dimas Aditya.

Dirinya mengungkap pekerjaan yang dilakukan sang keponakan bersama temannya Mahesya Putra demi bisa ikut acara perpisahan di sekolah.

"Dia tuh juga cari uang jajan apa saja sama buat nambahin berangka ke acara wisuda di Bandung," ujar Mariah dikutip dari Tribun Depok, Minggu (12/5/2024).

Dalam musibah ini, 11 korban meninggal dunia usai bus yang mereka tumpangi terbalik akibat remblong di wilayah Subang, Jawa Barat pada Sabtu (11/5/2024) kemarin.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat