androidvodic.com

Berencana Kunjungi China, Elon Musk Agendakan Pertemuan dengan PM Li Qiang - News

Laporan Wartawan News, Mikael Dafit Adi Prasetyo

News, BEIJING – CEO Tesla Inc Elon Musk berencana untuk mengunjungi China pada awal bulan ini.

Menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut, Musk juga mengagendakan pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) China Li Qiang.

“Waktu kunjungan yang tepat tergantung pada ketersediaan Li Qiang,” kata salah satu sumber yang tidak disebutkan namanya.

Baca juga: Gegara Baut Kendur, 3.470 Kendaraan Tesla Model Y Ditarik Dari Pasar AS

Li dan Musk pernah bertemu sebelumnya, pada pembukaan pabrik Shanghai tahun 2019. Satu tahun kemudian, mereka berpartisipasi dalam pertemuan online di mana Musk berterima kasih kepada Li karena telah mendukung operasi pabrik selama wabah pandemi, menurut laporan media lokal.

Seperti diketahui, China merupakan pasar terbesar kedua Tesla setelah Amerika Serikat, dan pabriknya di Shanghai adalah pusat produksi terbesar pembuat mobil listrik tersebut.

Rencana tersebut juga akan menandai kunjungan pertama Elon Musk ke China sejak pandemi Covid-19 dan sejak Xi Jinping mendapatkan masa jabatan ketiga sebagai presiden China.

Musk terakhir kali mengunjungi China pada awal 2020, ketika dia membuat heboh netizen dengan menari di atas panggung selama acara di pabrik Shanghai.

Adapun kunjungan yang direncanakan Musk datang ketika China mencoba merayu lebih banyak investor asing untuk membantu menopang perekonomiannya yang terpukul oleh pembatasan Covid-19 selama tiga tahun.

Terlepas dari rencana kunjungan Musk ke China, Tesla saat ini dikabarkan tengah bergulat dengan berbagai masalah, seperti penundaan rencananya untuk menggandakan kapasitas produksi di pabrik Shanghai.

Baca juga: Nissan, Toyota dan Tesla Pangkas Harga Jual Mobil Listrik di China

Selain itu, mobil listrik Tesla juga telah dilarang masuk ke kompleks militer China dan tempat pertemuan politik di tengah kekhawatiran atas kamera yang dipasang pada kendaraan tersebut, dan perusahaan masih menunggu persetujuan Beijing untuk menawarkan teknologi self-driving penuhnya di China.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat