androidvodic.com

Gaikindo Sebut Pembatasan Pertalite di Batam Wajib Diperluas, Ini Alasannya - News

Laporan Wartawan News, Lita Febriani

News, JAKARTA - Pembatasan pembelian Pertalite akan mulai diterapkan Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, mulai 1 Agustus 2024.

Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara, menyebut aturan tersebut akan bagus jika diperluas ke daerah lain, terlebih untuk mengurangi polusi.

"Justru bagus (diperluas), karena industri otomotif sudah sesuai dengan aturan pemerintah dan ternyata kemudian bahan bakarnya tidak sesuai dengan ketentuan pemerintah. Ini harus jelas dulu. Nanti giliran ini menjelang musim panas dan polusi udara meningkat, yang gampang dijadikan kambing hitam itu industri otomotifnya," ungkap Kukuh saat dihubungi News, Sabtu (11/5/2024).

Baca juga: Gaikindo Sebut Pembatasan Pembelian Pertalite di Batam Langkah Bagus Kurangi Emisi

Kukuh menjelaskan, pengusaha industri otomotif telah melakukan investasi cukup besar untuk menciptakan mesin yang sesuai dengan standar emisi Euro 4.

Sayangnya, dengan tidak tersedianya bahan bakar yang sesuai standar Euro 4 membuat gas buang yang dihasilkan tetap buruk dan tidak sesuai dengan mesin.

"Kita investasinya nggak murah untuk mengubah engine sebelumnya ke engine yang baru, itu semua melakukan investasi. Kalau kemudian bahan bakarnya tidak ada, buat apa merubah, yang akhirnya biaya dibebankan ke masyarakat karena engine-nya pakai Euro 4," terangnya.

Bahan bakar yang memenuhi persyaratan emisi Euro 4 bukan Pertalite, tetapi Pertamax Turbo, karena persyaratan Euro 4 adalah RON di atas 91 atau 92 dan kadar sulfur maksimal 50 ppn.

Kukuh menyoroti, dampak dari tidak sesuainya engine Euro 4 dengan bahan bakar yang standarnya masih berada di bawahnya menciptakan gas buang yang tidak bagus.

Baca juga: Bantah Kabar Pertalite Dihapus, Pertamina Patra Niaga Tegaskan Kuota Masih Ada 21 Juta Kiloliter

"Dengan penggunaan Pertalite maka emisi gas buangnya tidak bagus. Dampaknya ke kesehatan masyarakat yang terganggu. Sebentar lagi musim panas, polusi, sumbernya mana, yang ditembak gampang itu otomotif karena terus bergerak. Padahal sekarang mobil Euro 4 atau lebih tinggi, kalau bahan bakar tidak ada, ini menjadi masalah," ungkapnya.

Pernah sekali waktu Gaikindo dihubungi untuk diminta melakukan kegiatan uji emisi. Kukuh menerangkan bahwa hal tersebut tidak akan ada gunanya saat bahan bakar yang tersedia masih tidak sesuai standar Euro 4.

"Pernah kami ditelpon untuk bikin uji emisi. Tidak ada gunanya kalau bahan bakarnya masih jelek. Diuji beberapa kali pun tidak akan lulus. Yang harus ditembak adalah ketersediaan bahan bakarnya dan itu di luar Gaikindo," ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat