androidvodic.com

Kalah Saing dengan Mobil China, Suzuki Akan Tutup Pabrik Akhir 2025 - News

Laporan Wartawan News Namira Yunia Lestanti

News, BANGKOK – Suzuki Motor Corporation secara resmi menutup pabrik perakitan kendaraan otomotif di Thailand pada akhir tahun 2025.

Adapun pengumuman tersebut dirilis Suzuki setelah melakukan evaluasi struktur produksi global pada akhir pekan kemarin.

Imbas ditutupnya pabrik Suzuki Motor Thailand (SMT) yang didirikan pada Agustus 2011 silam, sekitar 800 pekerja diperkirakan bakal ikut terdampak pemecatan massal.

Baca juga: Brand Mobil China GWM Targetkan 8 Dealer Buka di 2024

Mengutip dari laman resmi Suzuki, renacananya usai pabrik SMT ditutup ribuan unit kendaraan yang telah diproduksi di pabrik tersebut seperti Celerio, Ciaz, dan Swift akan diimpor secara CBU melalui pabrik di kawasan ASEAN serta Jepang dan India.

Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan lokasi produksi serta upaya mempromosikan netralitas karbon dan elektrifikasi secara global.

"Dalam rangka mempromosikan netralitas karbon dan elektrifikasi secara global, Suzuki telah mempertimbangkan untuk mengoptimalkan lokasi produksi global di suatu grup," ungkap Suzuki.

Selain itu Suzuki juga berencana untuk memiliki enam model kendaraan listrik dalam jajaran produknya dipasarkan mulai 2030-2031. Mereka berencana meluncurkan kendaraan listrik pertama di India pada tahun depan, yang kemudian akan diekspor ke Jepang dan Eropa.

Menurut informasi yang beredar, penutupan pabrik Suzuki di Thailand dikarenakan penjualan mobil Suzuki di pasar domestik yang lesu dan melambat akibat kalah saing dengan produsen kendaraan asal China yang mulai memproduksi lebih banyak kendaraan listrik dan hybrid.

Juru bicara Suzuki juga menambahkan, bahwa Thailand kini tidak lagi bisa dianggap sebagai pusat industri otomotif Asia seperti Detroit, karena Malaysia telah mengambil alih peran tersebut.

Serangkaian tekanan ini yang mendorong Suzuki untuk hengkan dari Thailand, menyusul langkah 1.600-1.700 pabrik otomatis serta 1.600-1.700 kendaraan Subaru yang telah lebih dulu angkat kaki dari Negeri Gajah Putih tersebut. Hal ini buntut perlambatan ekonomi, rencana merger, ataupun meningkatnya biaya operasional.

"Kita tidak bisa lagi dijuluki 'Detroit-nya Asia' karena Malaysia telah menggantikan kita," kata Suzuki.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat