androidvodic.com

Kasus Gagal Ginjal di Gambia, 70 Anak Meninggal Dunia Diduga Karena Obat Sirup - News

News - Jumlah anak di Gambia yang meninggal dunia akibat gagal ginjal akut meningkat menjadi 70 dari yang sebelumnya 69. 

Dikutip dari Reuters, lonjakan kasus gagal ginjal akut yang menjadi penyebab meninggalnya puluhan anak di Gambia dalam beberapa bulan terakhir kemungkinan terkait dengan sirup obat batuk. 

Pihak berwenang di Gambia mulai menyelidiki kasus cedera ginjal pada anak setelah sejak bulan Juli lalu para dokter memperhatikan bahwa sejumlah anak mengalami gejala sesudah minum sirup parasetamol. 

Sirup tersebut diketahui dijual secara lokal untuk mengobati demam. 

Pemerintah Gambia lantas memerintahkan importir dan toko untuk menahan peredaran atau penjualan semua merek sirup parasetamol.

Obat tersebut juga telah ditarik dari semua apotek dan rumah tangga.

Baca juga: Apa Itu Etilen Glikol (EG)? Ditemukan pada Obat Sirup yang Sebabkan Gagal Ginjal Akut

Kementerian kesehatan Gambia juga meninjau ulang pemeriksaan kualitas impor obat dan peraturan terkait lainnya.

Selain itu, saat ini Kementerian kesehatan Gambia telah bekerja sama dengan World Health Organization (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat.

Baca juga: Gejala Gagal Ginjal Akut yang Khas pada Anak Menurut Kemenkes

Sementara itu, WHO mengatakan bahwa sirup obat batuk dan pilek yang terkontaminasi dan menjadi penyebab cedera ginjal pada anak di Gambia merupakan produksi dari Maiden Pharmaceuticals Ltd, di New Delhi, India.

Salah satu pabrik Maiden Pharmaceuticals Ltd di New Delhi, India pun sudah ditutup.

Beberapa sampel sirup yang dikirim ke Senegal, Ghana, Prancis dan Swiss untuk dilakukan pengujian juga telah menunjukkan tanda-tanda kontaminasi.

Analisis laboratorium mengkonfirmasi jumlah dietilen glikol dan etilen glikol yang 'tidak dapat diterima' dapat menjadi racun hingga menyebabkan cedera ginjal akut.

Produsen obat Maiden mengatakan bahwa pihaknya baru saja mendengar tentang kasus kematian anak di Gambia dan sedang berusaha mencari tahu detailnya, dikutip dari Reuters.

(News/Nurkhasanah)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat