androidvodic.com

Cegah Kepunahan, Kantor Bahasa NTB Konservasi Karya Sastra Suku Sasak - News

Laporan wartawan News , Fahdi Fahlevi

News, JAKARTA - Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berupaya menghidupkan kembali salah satu karya sastra tradisional asli suku Sasak NTB, Cupak Gerantang.

Langkah ini dilakukan untuk mencegah punahnya karya sastra berbentuk prosa tersebut.

“Kami memandang bahwa sudah menjadi penting untuk kembali memasyarakatkan dan mempertahankan keberadaan Cupak Gerantang,” kata Kepala Kantor Bahasa NTB, Umi Kulsum melalui keterangan tertulis, Rabu (20/10/2021).

Umi mengungkapkan saat ini, Cupak Gerantang hampir tak lagi dipahami oleh masyarakat Sasak, terlebih pada kalangan generasi muda.

Sehingga demi mencegah punahnya sastra khas NTB tersebut, Umi mendorong untuk dibumikannya kembali Cupak Gerantang di masyarakat Sasak.

Baca juga: Cegah Kepunahan, Balai Bahasa Sumatera Selatan Revitalisasi Sastra Komering

Baca juga: Kapolri Persilakan Peserta Lomba Mural Buat Karya Berisi Kritikan Negatif Kepada Polri

Salah satu upaya yang dilakukan pihaknya dalam melestarikan sastra Cupak Gerantang adalah dengan mementaskan kembali Cupak Gerantang.

Awalnya, pendataan dan pendokumentasian dilakukan guna mempersiapkan naskah yang siap untuk dipentaskan.

“Kemudian dikumpulkan para pemeran Cupak Gerantang yang pernah terlibat pada pementasan dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir," jelas Umi

"Disana pemain lah yang akan mengajarkan pengetahuan terkait Cupak Gerantang pada generasi berikutnya,” tambah Umi.

Pihak Kantor Bahasa NTB juga menyiapkan tim konservasi untuk merumuskan instrumen yang akan dijadikan sebagai alat pengumpulan data.

Instrumen ini berisi tentang keberadaan sebuah seni sastra tradisional di sebuah lokasi yang tertentu, bagaimana kondisi saat ini.

"Setelah instrumen tersebut diperoleh jawaban dari informan, para pelaku konservasi kemudian mewawancarai informan terkait cerita Cupak Gerantang secara utuh," kata Umi.

Baca juga: Balai Bahasa Papua Lakukan Revitalisasi Sastra Daerah

Baca juga: Novelis Abdulrazak Gurnah Raih Nobel Sastra 2021

Sejauh ini, upaya pementasan Umi diakui sebagai solusi terbaik dalam memperkenalkan kembali Cupak Gerantang kepada masyarakat.

Namun, kendala hadir saat pandemi Covid-19, sehingga adanya pembatasan dalam kegiatan pementasan.

“Hal ini membuat jumlah yang terlibat menjadi terbatas. Namun, dari hasil yang dicapai selama ini, terlihat bahwa telah terjadi perpindahan pengetahuan kepada gerenasi muda. Ini yang membuat kami optimis kedepan,” pungkas Umi.

Meski begitu, hasil pementasan ini terjadinya perpindahan pengetahuan tentang drama tradisional dari generasi satu ke generasi di bawahnya. (*)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat